SINGARAJA – Transaksi di Kantor Pegadaian di Bulan September menjelang hari raya Galungan ternyata tidak seramai tahun lalu.
Kondisi ini bisa saja terjadi karena lagi pandemic Covid-19. Kantor Pegadaian Cabang Singaraja mencatat jumlah transaksi gadai bulan ini mengalami penurunan
sekitar 0,20 persen dibandingkan bulan lalu dari outstanding loan (OSL) per 31 Agustus sebesar Rp 126,2 miliar kini menjadi Rp 126 miliar hingga per 12 September.
Sedangkan pada saat Galungan 6 bulan yang lalu transaksi meningkat sebesar 1,34 persen. Yakni OSL per 31 Jan 2020 sebesar Rp 108,6 miliar menjadi 110 miliar per 15 Februari 2020.
Kepala Pegadaian Cabang Singaraja Gede Anom Sastrawan mengatakan, transaksi gadai pada Hari Raya Galungan ditengah pandemi Covid-19 sangat berpengaruh.
Khusus transaksi gadai di masyarakat Buleleng. Biasanya menjelang hari Raya Galungan dan Kuningan dominan masyarakat akan menebus barang gadai mereka seperti emas.
Namun, kenyataan tidak demikian. Justru terjadi penurunan transaksi gadai hingga 0,20 persen atau sekitar Rp 200 juta.
“Artinya apa? Artinya masyarakat tidak mengutamakan barang perhiasan yang digunakan saat Galungan dan Kuningan.
Melainkan memprioritaskan kebutuhan pokok mereka sehari-hari. Kemudian kebutuhan yang hanya cukup untuk hari raya saja,” paparnya.
Anom menyebut dua seminggu sebelum Hari Raya Galungan biasanya akan terjadi peningkatan transaksi gadai yang pihaknya prediksi mencapai miliaran rupiah. Tetapi saat ini malah turun.
“Kami akan mendapat transaksi gadai mencapai Rp 2 miliar. Itu pada penebusan barang gadai seperti emas,” ungkapnya.
Anom mengaku dampak pandemi Covid-19 yang berlangsung enam bulan lebih ini memang terjadi penurunan daya beli masyarakat.
Dan, ini juga berpengaruh terhadap transaksi di kantor-kantor unit pegadaian di Buleleng. Di momen setiap hari besar keagamaan umat hindu di Bali, transaksi gadai selalu mengalami peningkatan.
Peningkatan bukan pada masyarakat Bali yang menggadaikan emas mereka di kantor pegadaian, melainkan ramai-ramai menebus barang titipan emas yang digadai.
“Nah, kami lihat saat ini terbalik. Lebih banyak orang gadai emas ketimbang menebus emas. Kalau mereka yang gadai emas bukan untuk kebutuhan. Melainkan buat tambahan modal usaha dan kerja,” pungkasnya.