SINGARAJA – Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mendesak rencana pemulihan vegetasi di kawasan hulu. Terutama di desa-desa yang berada dekat dengan Danau Buyan dan Danau Tamblingan.
Pemulihan vegetasi ini diharapkan bisa mengurangi dampak pendangkalan danau, serta pemulihan kualitas air di kedua danau tersebut.
Saat ini tanaman yang ada di wilayah hulu, didominasi oleh tanaman semusim. Sebut saja di Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada.
Tanaman didominasi oleh bunga-bunga semusim. Demikian pula dengan kondisi di Desa Gobleg dan Desa Munduk. Sementara di Desa Pancasari, didominasi oleh tanaman sayur mayur.
Bupati Agus Suradnyana mengatakan, kondisi itu dalam jangka panjang akan berdampak serius bagi kondisi lingkungan. Ia menyebut ada dampak sistemik yang akan dirasakan.
Dalam jangka pendek, humus tanah akan terkikis. Karena tanaman bunga dan sayur mayur cenderung tak kuat menahan kikisan air. Bila lapisan humus terkikis, maka tanah tak lagi subur.
Dalam jangka panjang, sumber mata air resapan akan menyusut. Mengingat vegetasi tanaman hanya didominasi tanaman semusim.
Tak ada tanaman keras yang bisa menyerap sumber air. Bila sumber air menyusut, praktis warga yang bermukim di hilir akan merasakan dampak kesulitan air bersih.
Secara sistemik hal itu juga akan berdampak pada kondisi Danau Buyan dan Danau Tamblingan. Kedua danau itu selama ini mengalami pendangkalan.
Beban yang dipikul Danau Buyan bahkan lebih berat. Danau ini menjadi muara berkumpulnya limbah dan pupuk kimia. Sehingga eceng gondok mudah tumbuh di danau ini.
“Ini harus cepat dicarikan jalan keluar. Saya ada rencana untuk mengatur kembali tanaman keras di daerah hulu. Bisa kopi, bisa buah-buahan.
Yang penting tanaman keras. Jadi ada yang menahan tanah. Nanti kita carikan jalan keluar, entah lewat perarem atau jalan lain nanti,” kata Agus saat Rapat Pembahasan Penataan Danau Buyan dan Tamblingan kemarin.
Untuk mendukung upaya pemulihan vegetasi itu, Agus menyebut dibutuhkan suplai air yang memadai. Sebab untuk mengawali proses penanaman kopi, dibutuhkan air yang cukup.
Masalahnya sumber mata air bagi kawasan hulu kini sangat terbatas. Satu-satunya sumber air terdekat ialah di Danau Buyan dan Danau Tamblingan.
Pihaknya akan melakukan kajian secara akademis dan sosial budaya sebelum mengambil air dari kedua danau itu.
“Kami akan diskusikan juga dengan Balai Wilayah Sungai. Kalau mau mengambil air di sana, tentu harus dikaji juga berapa banyak yang masih pada level aman. Ini akan kami kaji lebih lanjut lagi,” tegasnya.