DENPASAR – Ketidakpastian adalah satu-satunya kepastian yang ada di Liga 1 dalam beberapa edisi terakhir.
Paling sering adalah ngaretnya jadwal Liga 1 atau ada perubahan jadwal ditengah kompetisi. Kasus yang sama kembali terjadi.
H-4 sebelum pertandingan pekan keempat atau pada Senin malam kemarin (28/9), kepolisian menggelar rapat dengan PSSI tanpa diketahui Kemenpora.
Hasilnya adalah Kapolri Idham Aziz tidak memberikan izin keramaian untuk bergulirnya Liga 1 musim ini.
Padahal, hampir semua tim di luar Pulau Jawa, sudah memboyong peralatan termasuk skuadnya ke Yogyakarta.
Persiraja, PSM Makassar, dan Barito Putera adalah tim yang sudah memboyong skuadnya ke Kota Gudeg.
Di sisi lain, skuad Bali United belum berangkat ke Yogyakarta dan baru akan berangkat Rabu (30/9) hari ini.
Awalnya skuad Serdadu Tridatu akan bertolak ke Yogyakarta, Kamis (1/10) lusa untuk persiapan menghadapi PS Tira, Minggu (4/10) mendatang.
Tapi jadwal diubah menjadi Jumat (2/10) menghadapi PSIS Semarang. Minggu (27/9), semua peralatan yang menyangkut hal teknis mulai dari pakaian pemain hingga barang-barang
lainnya seperti sepeda, motor, mobil, hingga peliharaan kucing dan anjing pemain sudah diboyong menggunakan beberapa kendaraan termasuk bus Bali United.
Bahkan, Senin (28/9) lalu rombongan yang membawa barang tersebut yang dipimpin Kitman Bali United I Wayan “Ruet” Suarjana dan General Coordinator Richi Kurniawan sudah tiba di Jogja.
Menurut rencana, skuad Bali United bakal menginap di Grand Mercure Yogyakarta. Namun, di tengah persiapan laga perdana, Ketum PSSI Moch. Iriawan dan Menpora Zainudin Amali
memberikan pernyataan ke awak media secara daring kemarin perihal Liga 1 dan Liga 2 yang tidak mendapatkan izin keramaian dari kepolisian.
“Kami sudah mengadakan rapat khusus berkaitan dengan situasi sepak bola sekarang. Kami tahu Kapolri kemarin menentukan untuk menunda mengeluarkan izin keramaian
dengan pertimbangan kasus Covid-19 yang masih tinggi. Kami menyadari hal demikian dan kepolisian juga mengeluarkan maklumat untuk
tidak mengeluarkan izin di seluruh tingkatan,” ucap pria yang akrab disapa Iwan Bule tersebut konferensi pers daring kemarin.
“PSSI menghormati keputusan tersebut atas pertimbangan keamanan, keselamatan, dan kemanusiaan,” tambahnya.
Setelah kepolisian tidak memberikan izin keramaian, pada akhirnya pecinta sepak bola Indonesia masih sedikit bernafas lega karena PSSI
meminta penundaan kompetisi hingga satu bulan sembari melihat situasi pandemi di Indonesia apakah mulai melandai atau tidak.
Jika hingga bulan November mendatang kasus Covid-19 masih tinggi, ada kemungkinan Liga 1 dan Liga 2 2020 benar-benar dibatalkan.
Sebab menurut Iwan Bule tidak mungkin menggelar kompetisi lanjutan pada bulan Desember. Ini terkait dengan Ramadhan tahun depan dan pelaksanaan Piala Dunia U-20 tahun depan yang rencananya digelar pada bulan Mei.
“PSSI memohon kegiatan ditunda selama satu bulan dengan mempertimbangkan situasi yang ada. Kompetisi dimulai November, maka selesainya bulan Maret dan masih ada
waktu untuk mempersiapkan hal lain. Kalau mundur lagi hingga Desember, bisa jadi selesainya bulan April dan bulan tersebut sudah masuk bulan Ramadhan. Mei, sudah Piala Dunia U-20,” jelasnya.
Penundaan ini jelas berdampak bagi finansial klub. Apalagi Persiraja, Barito Putera, hingga PSM Makassar yang bahkan seluruh pemain, pelatih, dan ofisial sudah berada di Kota Gudeg.
Bagaimana dengan Bali United yang sudah membawa hampir semua peralatan termasuk kendaraan pemain Yogya?
CEO Bali United Yabes Tanuri yang diwawancarai kemarin mengaku bahwa tidak ada kerugian yang terlalu besar dari penundaan ini.
Menurutnya, selama liga masih bisa bergulir, pihaknya mengaku masih bisa mensiasati keuangan klub. Apalagi subsidi sebesar Rp 800 juta yang akan diberikan
untuk masing-masing klub hingga kompetisi berakhir masih belum diberikan oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator Liga 1.
“Kalau kerugian karena penundaan, tidak terlalu banyak ya. Komeptisi yang tertunda, biayanya tertunda juga. Kalau kompetisi yang dibatalkan penuh,
mungkin kami akan mengalami kerugian yang cukup besar,” ucap Yabes Tanuri dengan ciri khasnya yang tidak ingin menyebut nominal angka disetiap wawancara.
Untuk berbagai kendaraan dan peralatan, Yabes mengaku bahwa semuanya akan dibawa kembali ke Bali sampai akhirnya ada kepastian Liga 1 kembali bergulir tahun depan.
Pada intinya, adik kandung Anggota Exco PSSI Pieter Tanuri ini menghargai berbagai keputusan yang dibuat oleh pihak terkait untuk kompetisi musim ini.