DENPASAR – Mungkin chant “Bangga Mengawalmu” dari North Side Boys 12 (NSB12) tahun depan tidak hanya terdengar di Stadion kapten I Wayan Dipta saja, tapi terdengar juga di GOR Merpati.
Di GOR Merpati inilah menjadi markas Bali United cabang bola basket setelah Indonesia Basketball League resmi menunjuk Bali United dan West Bandits Solo sebagai peserta anyar di IBL 2021.
Total ada 12 klub yang berpartisipasi untuk tahun depan. Kedua klub tersebut menyingkirkan Mountain Gold Timika dan Teruna Jayapura.
Kedua tim tersebut tersingkir saat presentasi terakhir yang dilakukan pada akhir Agustus lalu. Pada September lalu, IBL langsung menetapkan Bali United dan West Bandits Solo sebagai kontestan anyar IBL 2021.
Potensi dari Bali dan Solo menjadi salah satu pertimbangan mengapa IBL memilih dua klub tersebut.
“Bali dan Solo itu ada sisi fanatisme yang tinggi di dunia olahraga. Untuk Bali, histori bola basketnya bagus sekali. Banyak pemain hebat dan tidak sedikit yang menembus level nasional.
Setiap tahunnya, ada saja pemain dari Bali uang bermunculan,” terang Dirut IBL Junas Miradiarsyah kemarin.
“Kebetulan Bali dan Solo sudah lolos penilaian administrasi dan sebagainya,” tambahnya. Saat off season, beberapa kali IBL melakukan berbagai kegiatan di Bali.
Dari sana, Junas menilai gairah bola basket di Bali cukup tinggi. Sistem manajerial juga diperhatikan oleh IBL.
Sebelumnya Junas mengungkapkan bahwa sistem manajemen yang professional menjadi hal wajib yang harus dimiliki oleh masing-masing klub.
Semua klub harus berbentuk perseroan terbatas (PT) dan kebetulan Bali United sudah memiliki hal tersebut.
“Memang manajemen professional menjadi salah satu pertimbangan. Tapi, ada satu hal yang penting yaitu visi klub itu sendiri,” ujarnya.
Junas mengungkapkan, setiap klub terutama klub baru tidak hanya numpang lewat saja di IBL. Dia ingin 12 klub kontestan termasuk West Bandits Solo dan Bali United juga punya rencana jangka panjang.
Dalam presentasi diakhir Agustus lalu, tampaknya kedua klub memiliki visi yang lebih baik dari dua klub asal Papua yang dicoret.
“Kontestasi di IBL bukan hanya jangka pendek satu atau dua tahun, tapi jangka panjang. Bisa 10 tahun, 15 tahun, atau lebih,” bebernya.
“Upaya manajemen dalam mengimplementasikan visi tersebut juga kami lihat. Dari tahun ke tahun, apa yang akan mereka lakukan dan mereka bangun.
Di industri olahraga seperti basket, prestasi sangat penting. Tapi mengelola bisnis, cashflow, dan manajerial juga penting diperhatikan,” tutup Junas.