SINGARAJA – Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menginginkan proyek infrastruktur di Kabupaten Buleleng dibiayai melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Pembiayaan terhadap proyek infrastruktur itu diyakini dapat memberikan dampak pertumbuhan ekonomi di dalam daerah.
Sejumlah proyek infrastruktur yang diajukan untuk mendapat pogram PEN diantaranya pembangunan poliklinik di RSUD Buleleng dan rehabilitasi terhadap Stadion Mayor Metra.
Selain itu ada dua proyek lainnya yang masih dalam perencanaan. Yakni pembangunan jembatan baru di Kelurahan Banyuasri dan pembangunan jogging track dari Kelurahan Banyuasri menuju Desa Kalibukbuk.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengungkapkan, salah satu proyek infrastruktur yang diajukan mendapat program PEN ialah rehab poliklinik RSUD Buleleng.
Dengan rehabilitasi itu, ia meyakini dapat membenahi kondisi keuangan di RSUD Buleleng yang tengah babak belur.
Selain itu rehabilitasi terhadap Stadion Mayor Metra. Rehabilitasi itu dilakukan mulai dari pembenahan tribun, perbaikan drainase lapangan, hingga menutup lintasan atletik yang ada di sana.
Rencananya lintasan atletik akan dipindahkan ke lahan milik Pemkab yang ada di Kelurahan Banyuasri.
“Saya dorong anggarannya besar. Kalau ada sepakbola, dilakukan kejuaraan kelompok umur, itu hotel bisa penuh di Buleleng. Dampak terhadap pergerakan ekonomi juga signifikan,” kata Agus.
Khusus untuk relokasi lintasan atletik di Stadion Mayor Metra, Agus mengaku masih melakukan negosiasi dengan pemilik tanah.
“Kalau bisa tanah di Banyuasri itu diberikan pada pemerintah, kemudian dibuat jalan dan jembatan, kami bisa bangun Stadion Atletik sesuai standar nasional. Jadi kejuaraan atletik skala nasional bisa di sana nanti,” imbuhnya.
Di sisi lain Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi juga membawa program PEN ke Buleleng. Program itu berupa pemulihan terumbu karang di pesisir.
Program ini akan dikerjakan dengan skema padat karya tunai. Kemenko Maritim disebut telah menyiapkan anggaran hingga Rp 20 miliar untuk proyek padat karya di Kabupaten Buleleng.
Deputi Bidang Sumber Daya Maritim Safri Burhanuddin mengungkapkan, program pemulihan karang itu bukan hanya diniatkan untuk pemulihan lingkungan.
Namun, juga untuk memulihkan kondisi perekonomian masyarakat setempat. Harapannya dengan melakukan skema padat karya pada program pemulihan karang, maka ekonomi masyarakat juga akan terbantu.
“Pemandu wisata yang kehilangan pekerjaan, pemilik kios yang omzetnya menurun, dan karyawan hotel yang di-PHK akan jadi target kami. Mereka akan kami upayakan terlibat dalam program padat karya tunai ini,” katanya.
Nantinya program itu akan memuat rumah terumbu karang yang unik. Sehingga dalam jangka panjang, hal itu bukan hanya berdampak pada pemulihan habitat laut semata.
Namun, juga pada peningkatan kunjungan wisatawan yang memiliki minat khusus terhadap kondisi bahari.