DENPASAR – Kompetisi musim ini bisa diibaratkan layangan. Untuk bisa naik, harus ada proses tarik ulurnya. Tapi kalau sudah diatas, masih perlu ditarik lagi. Terkadang dalam proses tersebut benangnya putus.
Ketika PSSI, PT LIB, dan klub sudah sepakat, pihak kepolisian yang masih belum memberikan izin. PSSI membuat tiga opsi untuk digelarnya Liga 1.
Tapi, tiga opsi tersebut terkesan sangat dipaksakan. Pertama adalah tetap menggelar kompetisi pada 1 November.
Jika 1 November belum ada izin dari pihak kepolisian, skema lain dari PSSI memundurkan jadwal menjadi 1 Desember termasuk membuat jadwal anyar Liga 1.
Jika lagi-lagi tidak mendapatkan izin dari pihak kepolisian, Liga 1 akan dimulai pada 1 Januari 2021. Tapi dengan format dua wilayah agar cepat rampung dan tidak berbenturan dengan jadwal Piala Dunia U-20 tahun depan.
Ketum PSSI Moch Iriawan alias Iwan Bule juga seakan memberi angin surga. Dari kabar yang beredar, Iwan Bule langsung mendapat restu dari Presiden Jokowi untuk digelarnya kompetisi musim ini.
Jika tidak ada kompetisi, jelas mencoreng nama Indonesia di mata dunia. Sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, kok tidak ada kompetisi?
Padahal negara lain sudah menggelar kompetisi dan bahkan sudah ada yang selesai. Bisa saja seperti kata Pelatih Bali United Stefano Teco Cugurra
beberapa waktu lalu, status tuan rumah Indonesia bisa disorot dan bisa saja Piala Dunia U-20 dipindah ke negara lain.
Sebenarnya federasi sepak bola tertinggi di Indonesia termasuk Mabes Polri harus takut dengan suporter. Jika suporter sudah bersikap, repot urusannya.
Pilkada serentak tahun ini yang sudah pasti digelar, bisa saja diboikot alias angka golput yang tinggi karena suporter dan masyarakat yang sudah kecewa dengan sikap pemilik kebijakan di negeri ini. Catat!