33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 12:06 PM WIB

Sekar Jagat Lulur Tradisional Luncurkan Rejang Sri Sedana

DENPASAR – Setelah melewati proses panjang, mulai dari nedunan taksu di Pura Melanting, Kecamatan Gerokgak, Buleleng,  akhirnya Rejang Sri Sedana sukses digarap Ida Ayu Made Diastini.

Rejang yang tabuhnya ditata I Wayan Aditya itu diluncurkan di media sosial Youtube oleh Sekar Jagat Lulur Tradisional (perusahaan produksi lulur tradisional berbahan alami) yang berlokasi di Kelurahan Pemecutan Kaja, Denpasar.

Rejang Sri Sedana ini kemudian jadi maskot dari Sekar Jagat Lulur Tradisional. Yang menarik dari Rejang Sri Sedana ini, menurut penciptanya, Ida Ayu Made Diastini, adalah soal tata rias penari untuk membedakan lanang (laki) dan wadon (perempuan).

Di mana penari yang disimbolkan sebagai lanang (Sedana) pada riasan kepala menggunakan pis bolong (uang kepeng) tiga biji diikat benang tridatu kemudian diikatkan di kening.

Kemudian untuk penari yang berperan sebagai wadon/perempuan (Sri) menggunakan bulir padi yang tangkainya diikat benang tridatu lalu diselipkan di sanggul.

Ida Ayu Made Diastini berharap Rejang Sri Sedana ini bisa diterima masyarakat Hindu di Bali dan luar Bali untuk ngayah di pura saat tetoyan/piodalan.

Anda penasaran? Klik saja di channel Youtube Sekar Jagat Lulur Tradisional, sebuah perusahaan yang selama ini mendedikasikan banyak waktunya untuk konten rejang.(dit)         

DENPASAR – Setelah melewati proses panjang, mulai dari nedunan taksu di Pura Melanting, Kecamatan Gerokgak, Buleleng,  akhirnya Rejang Sri Sedana sukses digarap Ida Ayu Made Diastini.

Rejang yang tabuhnya ditata I Wayan Aditya itu diluncurkan di media sosial Youtube oleh Sekar Jagat Lulur Tradisional (perusahaan produksi lulur tradisional berbahan alami) yang berlokasi di Kelurahan Pemecutan Kaja, Denpasar.

Rejang Sri Sedana ini kemudian jadi maskot dari Sekar Jagat Lulur Tradisional. Yang menarik dari Rejang Sri Sedana ini, menurut penciptanya, Ida Ayu Made Diastini, adalah soal tata rias penari untuk membedakan lanang (laki) dan wadon (perempuan).

Di mana penari yang disimbolkan sebagai lanang (Sedana) pada riasan kepala menggunakan pis bolong (uang kepeng) tiga biji diikat benang tridatu kemudian diikatkan di kening.

Kemudian untuk penari yang berperan sebagai wadon/perempuan (Sri) menggunakan bulir padi yang tangkainya diikat benang tridatu lalu diselipkan di sanggul.

Ida Ayu Made Diastini berharap Rejang Sri Sedana ini bisa diterima masyarakat Hindu di Bali dan luar Bali untuk ngayah di pura saat tetoyan/piodalan.

Anda penasaran? Klik saja di channel Youtube Sekar Jagat Lulur Tradisional, sebuah perusahaan yang selama ini mendedikasikan banyak waktunya untuk konten rejang.(dit)         

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/