30.3 C
Jakarta
31 Oktober 2024, 10:26 AM WIB

Bade 9 Tumpang Roboh, Sosok Jenazah Terkuak, Faktanya Mengejutkan

GIANYAR – Bade tumpang 9 setinggi kurang lebih 20 meter roboh saat mengantarkan jenazah Ngakan Gede Padma ke setra Desa Keliki, Kecamatan Tegalalang, Minggu kemarin (25/10).

Bade sempat menimpa rumah warga. Namun, beruntung jenazah tak sampai jatuh ke tanah.

Menurut Bendesa Adat Keliki Kangin, I Made Suadiasa, bade dengan jenazah digotong warga pukul 13.00 menuju setra.

Di tengah perjalanan, tiba-tiba roboh menimpa rumah warga. Saat bade miring sempat dievakuasi menggunakan kendaraan Pemadam Kebakaran (Damkar). 

“Bade sudah dipecah dan (jenazah, red) dibawa ke setra, jenasah untung ada rumah menyangga kalau tidak ada rumah mungkin ada kejadian lebih besar,” ujarnya, kemarin.

Kata dia, jarak antara rumah duka ke setra kurang lebih 1 kilometer. “Jarak dari rumah ke setra sekitar 1 kilometer. Sudah berjalan 1 kilometer, jadi sudah dekat setra, kurang lebih lagi setengah kilo sudah sampai setra,” ujarnya.

Saat bade diarak, biasa-biasa saja, tidak digoncang. “Jalannya datar, tidak ada goncangan berlebihan. Tiba-tiba saja jatuh ke kiri depan langsung menimpa rumah warga, I Nyoman Lekik,” jelasnya.

Pihaknya tidak bisa memastikan penyebab bade roboh. “Entah kenapa bade ini patah dari bawah. Mungkin yang membuat teledor. Di atas sananya patah, semua patah, jadi untung ada rumah membantu (menyangga, red),” jelasnya.

Setelah jenazah dievakuasi, kemudian digotong ke setra. Pihaknya mengaku, bade itu dibeli dari undagi di Blahbatuh. Yang mengusung bade kurang lebih 80 warga. 

Di bagian lain, almarhum Ngakan Gede Padma dikenal sebagai seorang pengacara dan mantan perbekel. Humas Pengadilan Negeri Gianyar, Wawan Edy Prastiyo, menyatakan almarhum selama menjadi pengacara dikenal profesional.

“Namun, sekitar 3 tahun terakhir Beliau sudah tidak aktif lagi beracara di Pengadilan Negeri Gianyar, mungkin karena faktor usia

lebih memilih banyak aktifitas bersama keluarga dan adat. Semoga beliau Amor Ring Acintya,” ujar Wawan Edy Prastiyo. 

GIANYAR – Bade tumpang 9 setinggi kurang lebih 20 meter roboh saat mengantarkan jenazah Ngakan Gede Padma ke setra Desa Keliki, Kecamatan Tegalalang, Minggu kemarin (25/10).

Bade sempat menimpa rumah warga. Namun, beruntung jenazah tak sampai jatuh ke tanah.

Menurut Bendesa Adat Keliki Kangin, I Made Suadiasa, bade dengan jenazah digotong warga pukul 13.00 menuju setra.

Di tengah perjalanan, tiba-tiba roboh menimpa rumah warga. Saat bade miring sempat dievakuasi menggunakan kendaraan Pemadam Kebakaran (Damkar). 

“Bade sudah dipecah dan (jenazah, red) dibawa ke setra, jenasah untung ada rumah menyangga kalau tidak ada rumah mungkin ada kejadian lebih besar,” ujarnya, kemarin.

Kata dia, jarak antara rumah duka ke setra kurang lebih 1 kilometer. “Jarak dari rumah ke setra sekitar 1 kilometer. Sudah berjalan 1 kilometer, jadi sudah dekat setra, kurang lebih lagi setengah kilo sudah sampai setra,” ujarnya.

Saat bade diarak, biasa-biasa saja, tidak digoncang. “Jalannya datar, tidak ada goncangan berlebihan. Tiba-tiba saja jatuh ke kiri depan langsung menimpa rumah warga, I Nyoman Lekik,” jelasnya.

Pihaknya tidak bisa memastikan penyebab bade roboh. “Entah kenapa bade ini patah dari bawah. Mungkin yang membuat teledor. Di atas sananya patah, semua patah, jadi untung ada rumah membantu (menyangga, red),” jelasnya.

Setelah jenazah dievakuasi, kemudian digotong ke setra. Pihaknya mengaku, bade itu dibeli dari undagi di Blahbatuh. Yang mengusung bade kurang lebih 80 warga. 

Di bagian lain, almarhum Ngakan Gede Padma dikenal sebagai seorang pengacara dan mantan perbekel. Humas Pengadilan Negeri Gianyar, Wawan Edy Prastiyo, menyatakan almarhum selama menjadi pengacara dikenal profesional.

“Namun, sekitar 3 tahun terakhir Beliau sudah tidak aktif lagi beracara di Pengadilan Negeri Gianyar, mungkin karena faktor usia

lebih memilih banyak aktifitas bersama keluarga dan adat. Semoga beliau Amor Ring Acintya,” ujar Wawan Edy Prastiyo. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/