25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:11 AM WIB

Angklung Dikembangkan Jadi Seni Pertunjukan

RadarBali.com – Dinas Kebudayaan Buleleng kini berupaya mengembangkan tabuh angklung sebagai sebuah seni pertunjukan. Selama ini angklung dikenal sebagai pengiring upacara pitra yadnya.

Dengan sejumlah upaya, tabuh angklung diharapkan bisa setara dengan tabuh lain, seperti smarandhana, semar pegulingan, maupun gong kebyar.

Sekaa-sekaa di Kabupaten Buleleng, kini didorong untuk menggeluti angklung. Tabuh angklung ditargetkan bisa mengiringi tari-tarian. Tabuh itu pun disebut sebagai angklung kebyar.

Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng, Putu Tastra Wijaya mengatakan, pihaknya ingin mengembangkan angklung sebagai seni pertunjukan. Caranya, menjadikan angklung sebagai pengiring tari-tarian.

“Bisa dibilang ini sebuah pengembangan. Pada Pesta Kesenian Bali (PKB) tahun depan, kami juga akan menampilkan angklung kebyar. Ini merupakan utsawa angklung kebyar pertama yang dilakukan,” kata Tastra Wijaya.

Lebih lanjut Tastra mengatakan, selama ini angklung hanya dikenal sebagai pengiring upacara pitra yadnya.

Padahal jika dikembangkan, angklung juga memiliki potensi selain mengisi peran-peran ritual pada upacara keagamaan. Buktinya, kini beberapa sekaa mulai menggunakan angklung sebagai pengiring tarian.

Nah, sekaa-sekaa yang telah menggeluti angklung kebyar itu, akan diuji melalui ajang Utsawa Merdangga Angklung Kebyar.

Acara itu dilangsungkan di Eks Pelabuhan Buleleng sejak kemarin, hingga Jumat (27/10) mendatang. Pada ajang utsawa merdangga,

mereka akan menampilkan tabuh-tabuh klasik, Tari Truna Jaya, tabuh kreasi baru, serta tari pilihan yang telah ditentukan.

Tercatat ada sembilan sekaa yang akan terlibat. Mereka adalah Sekaa Angklung Manik Suara, Desa Munduk, Sekaa Angklung Werdhi Ulangun Desa Ambengan,

Sekaa Angklung Ananta Kusuma Desa Kalisada, Sekaa Angklung Eka Cita Desa Tukadsumaga, serta Sekaa Angklung Candra Brata Desa Lemukih.

Ada pula Sekaa Angklung Paramartha Jnana Desa Subuk, Sekaa Angklung Komunitas Seni Rare Mekar Desa Tejakula, Karawitan Eka Wakya Banjar Paketan,

Sekaa Kusuma Eka Premana Desa Pakisan, dan Sekaa Angklung Langen Kerti Budaya Desa Lokapaksa yang akan menjadi pendamping.

RadarBali.com – Dinas Kebudayaan Buleleng kini berupaya mengembangkan tabuh angklung sebagai sebuah seni pertunjukan. Selama ini angklung dikenal sebagai pengiring upacara pitra yadnya.

Dengan sejumlah upaya, tabuh angklung diharapkan bisa setara dengan tabuh lain, seperti smarandhana, semar pegulingan, maupun gong kebyar.

Sekaa-sekaa di Kabupaten Buleleng, kini didorong untuk menggeluti angklung. Tabuh angklung ditargetkan bisa mengiringi tari-tarian. Tabuh itu pun disebut sebagai angklung kebyar.

Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng, Putu Tastra Wijaya mengatakan, pihaknya ingin mengembangkan angklung sebagai seni pertunjukan. Caranya, menjadikan angklung sebagai pengiring tari-tarian.

“Bisa dibilang ini sebuah pengembangan. Pada Pesta Kesenian Bali (PKB) tahun depan, kami juga akan menampilkan angklung kebyar. Ini merupakan utsawa angklung kebyar pertama yang dilakukan,” kata Tastra Wijaya.

Lebih lanjut Tastra mengatakan, selama ini angklung hanya dikenal sebagai pengiring upacara pitra yadnya.

Padahal jika dikembangkan, angklung juga memiliki potensi selain mengisi peran-peran ritual pada upacara keagamaan. Buktinya, kini beberapa sekaa mulai menggunakan angklung sebagai pengiring tarian.

Nah, sekaa-sekaa yang telah menggeluti angklung kebyar itu, akan diuji melalui ajang Utsawa Merdangga Angklung Kebyar.

Acara itu dilangsungkan di Eks Pelabuhan Buleleng sejak kemarin, hingga Jumat (27/10) mendatang. Pada ajang utsawa merdangga,

mereka akan menampilkan tabuh-tabuh klasik, Tari Truna Jaya, tabuh kreasi baru, serta tari pilihan yang telah ditentukan.

Tercatat ada sembilan sekaa yang akan terlibat. Mereka adalah Sekaa Angklung Manik Suara, Desa Munduk, Sekaa Angklung Werdhi Ulangun Desa Ambengan,

Sekaa Angklung Ananta Kusuma Desa Kalisada, Sekaa Angklung Eka Cita Desa Tukadsumaga, serta Sekaa Angklung Candra Brata Desa Lemukih.

Ada pula Sekaa Angklung Paramartha Jnana Desa Subuk, Sekaa Angklung Komunitas Seni Rare Mekar Desa Tejakula, Karawitan Eka Wakya Banjar Paketan,

Sekaa Kusuma Eka Premana Desa Pakisan, dan Sekaa Angklung Langen Kerti Budaya Desa Lokapaksa yang akan menjadi pendamping.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/