DENPASAR – Judul diatas terinspirasi dari meme-meme yang sedang ngetren sekarang. Meme ini sepertinya sangat cocok dengan apa yang terjadi di Liga Thailand dan mungkin beberapa liga lainnya dari negara tetangga.
Lihat saja bagaimana operator Thai League 1 melihat peluang bisnis yang sangat besar di Indonesia. Suporter di Thailand tidak semilitan di Indonesia.
Stadion disana juga tidak sepenuh ketika Persija Jakarta, Persib Bandung, Persebaya Surabaya, atau Bali United bertanding. Tapi mereka mengelola industri sepak bola begitu profesional.
Selain masih dihantui pandemi Covid-19, di Negeri Gajah Putih dalam beberapa waktu terakhir terjadi demo besar-besar untuk mendesak pemilu baru dan merombak sistem kerajaan.
Tapi nyatanya, Liga Thailand tetap berjalan seperti biasa. Bahkan mereka melakukan ekspansi bisnis ke Indonesia. Loh kok bisa? Mereka melakukan ekspansi bisnis dari hak siar.
Mereka cukup lihai melihat peluang pasar di Indonesia. 11 bulan tanpa sepak bola di Indonesia, Liga Thailand menyiarkan pertandingan via streaming Youtube secara gratis.
Bahkan komentatornya menggunakan Bahasa Indonesia. Luar biasa industri sepak bola Thailand. Mungkin juga karena ada sosok bek asal Papua Yanto Basna yang bermain untuk PT Prachuat FC.
Sangat berbeda jauh dengan apa yang terjadi di Indonesia dimana para petinggi PSSI hingga klub dari zaman tidak enak sudah saling main mata dan hanya mementingkan diri mereka sendiri.
Mengenai ekspansi yang dilakukan Liga Thailand, Pelatih Bali United Stefano Teco Cugurra ikut berkomentar.
Maklum, dia sempat mengarsiteki beberapa klub di Thailand seperti Chiang Rai United, Royal Thai Navy, Puket, dan Osotspa Samut Prakan sehingga tahu bagaimana kultur sepak bola disana.
“Ya pasti orang Thailand sudah tahu di Indonesia liga belum jalan. Mereka tahu suporter Indonesia banyak yang suka nonton bola.
Mereka memanfaatkan waktu Liga Indonesia tidak jalan untuk suporter Indonesia bisa nonton Liga Thailand meskipun lewat YouTube. Ini juga buat sponsor mereka senang,” tuturnya.