25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:52 AM WIB

Tangani Pasien Covid-19, RS Buleleng Siapkan Ruang Tekanan Negatif

SINGARAJA – Manajemen RSUD Buleleng mengusulkan pengadaan sirkuit tekanan negatif di ruang pelayanan rawat inap.

Terutama di Ruang Lely RSUD Buleleng. Ruangan tersebut dulunya digunakan sebagai lokasi perawatan pasien dengan penyakit infeksi. Namun kini digunakan untuk penanganan pasien covid-19.

Dirut RSUD Buleleng dr. Putu Arya Nugraha mengatakan, saat ini ruang layanan bagi pasien covid-19 memang belum dilengkapi sirkuit tekanan negatif.

Bila bicara layanan ideal, ruang perawatan covid-19 harus dilengkapi dengan sirkuit tekanan negatif. Dalam kondisi pandemi, rumah sakit diizinkan memanfaatkan fasilitas exhaust fan.

Namun, sangat dianjurkan bila rumah sakit dapat melengkapi fasilitas perawatannya dengan sirkuit tekanan negatif. Mengingat dalam jangka panjang, fasilitas itu tak hanya digunakan oleh pasien covid-19.

“Kami sudah usulkan pengadaan alat tekanan negatif pada pemerintah kabupaten. Biayanya sekitar Rp 1,5 miliar. tentu saja ini bisa digunakan untuk kepentingan jangka panjang. Bukan hanya untuk covid saja,” kata Arya Nugraha.

Penyakit yang dimaksud ialah penyakit-penyakit infeksi yang berpotensi menular melalui virus atau kuman berukuran mikroskopik. Seperti HIV, rabies, maupun TBC.

“Kita tidak pernah tahu, kedepan ini ada penyakit apa yang penularannya lewat udara maupun droplet. Kalau sudah ada ruangan bertekanan negatif, tentu layanan isolasi bisa dilakukan lebih optimal lagi. Terutama setelah masa pandemi ini,” kata Arya.

Apabila memungkinkan, pemasangan sirkuit tekanan negatif itu diharapkan bisa dilaksanakan pada tahun 2021 mendatang.

Ia optimistis ruangan dengan tekanan negatif, dapat mengoptimalkan proses layanan. Termasuk memaksimalkan pengembangan sumber daya manusia di bidang medis.

Sementara itu Sekkab Buleleng Gede Suyasa mendukung rencana tersebut. Suyasa mengatakan manajemen rumah sakit perlu terus meningkatkan kualitas layanan.

Terutama pada penyakit-penyakit infeksi menular. “Secara prinsip ini dapat dipahami. Karena kepentingannya bukan hanya untuk perawatan pasien covid-19 saja.

Tapi jangka panjang dapat digunakan oleh pasien TBC atau HIV. Jadi tidak digunakan untuk pandemi saja,” demikian Suyasa.

SINGARAJA – Manajemen RSUD Buleleng mengusulkan pengadaan sirkuit tekanan negatif di ruang pelayanan rawat inap.

Terutama di Ruang Lely RSUD Buleleng. Ruangan tersebut dulunya digunakan sebagai lokasi perawatan pasien dengan penyakit infeksi. Namun kini digunakan untuk penanganan pasien covid-19.

Dirut RSUD Buleleng dr. Putu Arya Nugraha mengatakan, saat ini ruang layanan bagi pasien covid-19 memang belum dilengkapi sirkuit tekanan negatif.

Bila bicara layanan ideal, ruang perawatan covid-19 harus dilengkapi dengan sirkuit tekanan negatif. Dalam kondisi pandemi, rumah sakit diizinkan memanfaatkan fasilitas exhaust fan.

Namun, sangat dianjurkan bila rumah sakit dapat melengkapi fasilitas perawatannya dengan sirkuit tekanan negatif. Mengingat dalam jangka panjang, fasilitas itu tak hanya digunakan oleh pasien covid-19.

“Kami sudah usulkan pengadaan alat tekanan negatif pada pemerintah kabupaten. Biayanya sekitar Rp 1,5 miliar. tentu saja ini bisa digunakan untuk kepentingan jangka panjang. Bukan hanya untuk covid saja,” kata Arya Nugraha.

Penyakit yang dimaksud ialah penyakit-penyakit infeksi yang berpotensi menular melalui virus atau kuman berukuran mikroskopik. Seperti HIV, rabies, maupun TBC.

“Kita tidak pernah tahu, kedepan ini ada penyakit apa yang penularannya lewat udara maupun droplet. Kalau sudah ada ruangan bertekanan negatif, tentu layanan isolasi bisa dilakukan lebih optimal lagi. Terutama setelah masa pandemi ini,” kata Arya.

Apabila memungkinkan, pemasangan sirkuit tekanan negatif itu diharapkan bisa dilaksanakan pada tahun 2021 mendatang.

Ia optimistis ruangan dengan tekanan negatif, dapat mengoptimalkan proses layanan. Termasuk memaksimalkan pengembangan sumber daya manusia di bidang medis.

Sementara itu Sekkab Buleleng Gede Suyasa mendukung rencana tersebut. Suyasa mengatakan manajemen rumah sakit perlu terus meningkatkan kualitas layanan.

Terutama pada penyakit-penyakit infeksi menular. “Secara prinsip ini dapat dipahami. Karena kepentingannya bukan hanya untuk perawatan pasien covid-19 saja.

Tapi jangka panjang dapat digunakan oleh pasien TBC atau HIV. Jadi tidak digunakan untuk pandemi saja,” demikian Suyasa.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/