25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:01 AM WIB

Petani di Badung Punya Cara Unik Membasmi Hama Tikus

MANGUPURA — Pemkab Badung dan para petani memiliki cara unik agar musim tanam hingga panen terhindar dari serangan bikul atau tikus. Rencananya pada 19 November akan dilaksanakan ngaben bikul (tikus) massal di Pantai Seseh, Mengwi, Badung.

“Jalur niskala (ngaben bikul) ini kami tempuh dengan harapan hasil pertanian di Badung melimpah, tanpa adanya gangguan hama,” terang Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Badung, Wayan Wijana, kemarin (13/11).

Kini para petani yang tergabung dalam subak yeh dan subak abian mulai melaksanakan meboros atau menangkap bikul atau tikus yang akan diaben. Setiap subak di Badung harus membawa bikul jantan maupun betina.

Dijelaskan Wijana, proses penangkapan tikus perlu melakukan hari baik, sehingga proses pengabenan tikus bisa dilaksanakan dengan baik. Proses meboros subak dikoordinir langsung Majelis Madya Subak Kabupaten Badung.

“Saat meboros bikul juga harus melakukan atur piuning terlebih dulu, atau memohon keselamatan,” jelasnya mantan Kabag Organisasi dan Tata Laksana Setda Badung.

Bikul paling lambat dikumpulkan kepada panitia pada 18 November 2020 dipantai Seseh, Kecamatan Mengwi Badung. Sesuai proses ngaben pada umumnya, pada 18 November atau sehari sebelum ngaben akan dilakukan upacara ngeringkes.

Upacara ngeringkes ini dilakukan sama dengan upacara pembersihan dan penyucian, dengan harapan hama tikus tidak mengganggu lahan pertanian.
Jumlah subak di Badung ada 215 subak, terdiri dari Subak yeh sebanyak 121 dan subak abian sebanyak 94.

MANGUPURA — Pemkab Badung dan para petani memiliki cara unik agar musim tanam hingga panen terhindar dari serangan bikul atau tikus. Rencananya pada 19 November akan dilaksanakan ngaben bikul (tikus) massal di Pantai Seseh, Mengwi, Badung.

“Jalur niskala (ngaben bikul) ini kami tempuh dengan harapan hasil pertanian di Badung melimpah, tanpa adanya gangguan hama,” terang Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Badung, Wayan Wijana, kemarin (13/11).

Kini para petani yang tergabung dalam subak yeh dan subak abian mulai melaksanakan meboros atau menangkap bikul atau tikus yang akan diaben. Setiap subak di Badung harus membawa bikul jantan maupun betina.

Dijelaskan Wijana, proses penangkapan tikus perlu melakukan hari baik, sehingga proses pengabenan tikus bisa dilaksanakan dengan baik. Proses meboros subak dikoordinir langsung Majelis Madya Subak Kabupaten Badung.

“Saat meboros bikul juga harus melakukan atur piuning terlebih dulu, atau memohon keselamatan,” jelasnya mantan Kabag Organisasi dan Tata Laksana Setda Badung.

Bikul paling lambat dikumpulkan kepada panitia pada 18 November 2020 dipantai Seseh, Kecamatan Mengwi Badung. Sesuai proses ngaben pada umumnya, pada 18 November atau sehari sebelum ngaben akan dilakukan upacara ngeringkes.

Upacara ngeringkes ini dilakukan sama dengan upacara pembersihan dan penyucian, dengan harapan hama tikus tidak mengganggu lahan pertanian.
Jumlah subak di Badung ada 215 subak, terdiri dari Subak yeh sebanyak 121 dan subak abian sebanyak 94.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/