AMLAPURA – Pasangan calon (paslon) nomor urut 2, Bupati dan Wakil Bupati IGA Mas Sumatri-I Made Sukerena kembali melanjutkan agenda kampanyenya, Sabtu (21/11).
Melakukan pertemuan terbatas di dua Kecamatan yakni Sidemen dan Manggis, Mas Sumatri dan Made Sukerena membagi tugas untuk memaksimalkan perolehan dukungan pada Pilkada 9 Desember mendatang.
Sukerena sendiri kebagian melakukan simakrama di wilayah Manggis dengan jumlah enam titik. Salah satunya di Banjar Dinas Buitan, Desa Manggis, Kecamatan Manggis.
Kedatangan Sukerena pun disambut yel-yel khas salam dua jari oleh warga setempat. Dalam kesempatan itu, dirinya didampingi dua anggota dewan Karangasem dari fraksi Golkar dapil Manggis, I Wayan Tama dan I Nyoman Sumadi.
Sukerena memulai obrolan dengan santai. Ia memaparkan enam visi misi dan 21 program yang akan dilakukan Massker dalam memimpin Karangasem.
Beberapa hal yang menjadi unggulan adalah karena I Wayan Geredeg yang kini bergabung bersama Gusti Made Tusan dalam mendukung Massker memiliki dua PR besar di Manggis.
“Salah satunya melanjutkan pembangunan pelabuhan kapal cruise yang diinisiasi oleh beliau (Geredeg) 2006 lalu,” ujar Sukerena.
Lebih lanjut Sukerena menuturkan, saat ia menjabat wakil bupati mendampingi Geredeg pada periode 2010-2015, terdapat enam kapal cruise yang berlabuh di Karangasem.
Dan, semua tamu yang turun langsung menikmati pariwisata yang ada di Karangasem. “Tetapi karena mandek lantaran tidak memiliki badan pengelola,
waktu zaman itu Pak Geredeg ingin membentuk PT. Karangasem Sejahtera. BUMD sebagai pengelola pelabuhan cruise.
Tapi, karena waktu itu dukungan partai terhadap pemerintahan masih kecil, maka itu tidak dibahas. Namun, di perubahan ini lewat koalisi
30 anggota dewan, akan dibahas begitu juga dengan pengelolaanya,” jelas politisi asal Dusun Juntal, Kubu ini.
Tentunya ketika pelabuhan yang berlokasi di Tanah Ampo ini bisa beroperasi dan dikelola dengan baik, yang paling menikmati hasil adalah masyarakat Manggis.
Terlebih, kata dia, Manggis memiliki potensi alam yang luar biasa dan lengkap. “Nuansa alamnya ada. Gunungnya, dan lautnya serta pertanianya juga ada. Manggis ini luar biasa. Jarang ada destinasi seperti ini,” imbuhnya.
Saat ini Karangasem di bawah kepemimpinan Mas Sumatri, mengalami peningkatan. Khususnya pariwisata.
Mengusung pariwisata spritual berbasis desa adat, di tahun 2019, Karangasem didatangi 1,5 juta wisatawan.
Terlebih dengan upaya Mas Sumatri yang telah melakukan kerjasama dengan beberapa negara yang menyukai pariwisata spiritual pertanian akan semakin meningkatkan kunjungan wisatawan ke Karangasem.
“Nanti ketika wisatawan datang ke Bali akan langsung datang ke Karangasem. Di Karangasem juga akan dikonsep tidak ada hotel bergedung tinggi berlantai dua.
Tapi, akan mempergunakan rumah masyarakat sehingga dinikmati langsung oleh masyarakat. Asal bersih dan ramah,” kata Sukerena.
Dia juga meminta dukungan dan restu dari masyarakat Manggis untuk mendukung Massker pada 9 Desember mendatang.
“Semoga masyarakat Karangasem sehat selalu sampai seterusnya. Nanti ketika tanggal 9 jangan lupa datang ke TPS coblos nomor 2,” tuturnya sembari disambut yel-yel salam dua jari oleh masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, masyarakat Buitan mengharapkan ke depan Karangasem bisa lebih serius menggarap pertaniannya. Hal itu diungkapkan Nengah Sulandria.
Sulandria yang juga merupakan pekerja di industri pariwisata sangat merasakan ketika terjadi bencana alam dan juga covid-19 saat ini.
Selama ini meski pariwisata tiarap, pertanian justru masih tetap bertahan. “Pertanian akan menyelamatkan kita dalam kondisi apapun.
Saya mohon kepada paket Massker semoga menang, saya minta diperhatikan siatem pertanian di Karangasem.
Bagaimana kita mengelola pertanian lebih modern. Tapi saya lihat pengelolaannya masih tradisoonal. Sehingga butuh pendampingan,” paparnya.
Menanggapi hal tersebut, Sukerena mengungkapkan bahwa Bali terlalu nyaman dalam mengandalkan pariwisatanya.
Industri pariwisata yang mengedepankan pelayanan, kenyaman dan keamanan sebenarnya sudah disadarkan ketika terjadi Bom Bali 2002.
Dampak minimnya kedatangan wisatawan membuat industri pariwisata dan turunannya menjerit. Terlebih pandemi covid-19 yang menghantam hampir seluruh negara di dunia.
“Akan ada banyak seminar pertanian modern. Untuk itu, program Massker ke depan adalah memberikan peningkatan dana bantuan
untuk desa adat, banjar adat dan subak. Selain itu akan lebih banyak mengajak anak muda untuk bertani,” paparnya.
Sementara itu, anggota DPRD Karangasem fraksi Golkar, I Nyoman Sumadi menambahkan untuk mewujudkan cita-cita masyarakat dalam membangun Karangasem menjadi lebih baik, sangat tepat memilih Massker.
Terlebih sebagai anggota DPRD Karangasem, ia sangat mengetahui kinerja nyata yang ditorehkan Mas Sumatri selama ini.
Misalnya Karangasem mendapat ratting tertinggi tata kelola pemerintahan oleh Kemendagri, WTP lima kali berturut-turut oleh BPK RI, meningkatkan indeks pembangunan manusia, hingga menurunkan buta aksara di Karangasem.
“Namun, di luar dan medsos banyak beredar untuk menjatuhkan beliau. Saya bersama Pak Tama (Wayan Tama) di DPR menjadi mitra kami dalam bekerja.
Kami beberkan ini agar masyarakat tahu kinerja bu Mas. Padahal, beliau sudah bekerja maksimal untuk memajukan Karangasem,” tandasnya.