33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:09 PM WIB

Rafting Sepi Tamu, Jasa Sewa Perahu Karet di Ubud Terkena Dampak

GIANYAR – Usaha rafting atau arung jeram yang berada di Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud ikut terdampak pandemi Covid-19.

Akibatnya, beberapa usaha tersebut ada yang tutup. Bahkan, usaha sewa perahu karet yang dirintis Pemerintah Desa Kedewatan ikut terdampak.

Perbekel Kedewatan I Dewa Gede Rai Dharmanta menyatakan, usaha perahu karet untuk keperluan rafting itu dirintis pihak desa sejak 2017 lalu.

Jasa sewa perahu karet dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). “Kami gelontorkan penyertaan modal Rp 200 juta untuk BUMDes. Kami beli 11 perahu karet,” ujar Dharmanta.

Selanjutnya, perahu karet tersebut dititipkan di sejumlah usaha rafting yang berjejer di desa Kedewatan.

Pengelola rafting lantas menyewakan perahu karet milik pemerintah desa Kedewatan kepada pengunjung.

“Setiap tahun kami sudah dapat Rp 15 juta. Sudah ada hasil. Kami harap, modalnya bisa kembali,” ujarnya.

Namun, usaha rafting ikut terdampak Covid-19. Akibatnya, sejumlah usaha rafting tutup. Sehingga jasa penyewaan perahu karet ikut terdampak.

“Sekarang karena situasi begini, sewa perahu karet tidak jalan,” jelasnya. Perbekel juga menunjukkan koleksi perahu karet yang ditumpuk di halaman kantor desa.

“Ini sebagian disimpan di kantor. Sebagian lagi masih dititipkan di tempat usaha,” pungkasnya. Pihaknya berharap, pandemi Covid-19 bisa reda dan pariwisata, termasuk jasa rafting kembali normal. 

GIANYAR – Usaha rafting atau arung jeram yang berada di Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud ikut terdampak pandemi Covid-19.

Akibatnya, beberapa usaha tersebut ada yang tutup. Bahkan, usaha sewa perahu karet yang dirintis Pemerintah Desa Kedewatan ikut terdampak.

Perbekel Kedewatan I Dewa Gede Rai Dharmanta menyatakan, usaha perahu karet untuk keperluan rafting itu dirintis pihak desa sejak 2017 lalu.

Jasa sewa perahu karet dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). “Kami gelontorkan penyertaan modal Rp 200 juta untuk BUMDes. Kami beli 11 perahu karet,” ujar Dharmanta.

Selanjutnya, perahu karet tersebut dititipkan di sejumlah usaha rafting yang berjejer di desa Kedewatan.

Pengelola rafting lantas menyewakan perahu karet milik pemerintah desa Kedewatan kepada pengunjung.

“Setiap tahun kami sudah dapat Rp 15 juta. Sudah ada hasil. Kami harap, modalnya bisa kembali,” ujarnya.

Namun, usaha rafting ikut terdampak Covid-19. Akibatnya, sejumlah usaha rafting tutup. Sehingga jasa penyewaan perahu karet ikut terdampak.

“Sekarang karena situasi begini, sewa perahu karet tidak jalan,” jelasnya. Perbekel juga menunjukkan koleksi perahu karet yang ditumpuk di halaman kantor desa.

“Ini sebagian disimpan di kantor. Sebagian lagi masih dititipkan di tempat usaha,” pungkasnya. Pihaknya berharap, pandemi Covid-19 bisa reda dan pariwisata, termasuk jasa rafting kembali normal. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/