NEGARA – Pukul 08.35 WITA, Sabtu (28/11), 91 taruna Politeknik Kelautan dan Perikanan (KP) Jembrana, keluar dari asrama. Berseragam kebesaran almamaternya, berbaris rapi.
Berjalan mengular, melewati kolam ikan berplang Kampus Nelayan. Menuju lapangan kampus, mengikuti upacara, dan seremonial pelantikan mereka, sebagai taruna.
’’Pada hari ini, Sabtu, 28 November 2020, saya selaku Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, melantik saudara-saudara
menjadi taruna Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana Angkatan IV Tahun Akademik 2020/2021,’’ kata Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan
(Kapusdik KKP) Dr. Bambang Suprakto, A.Pi., S.Pi., M.T., saat menjadi inspektur upacara pelantikan, Sabtu (28/11).
Seremonial pelantikan dengan protokol kesehatan (prokes) ketat ini, secara simbolis Kapusdik menyematkan Tanda Pangkat Remaja kepada dua perwakilan (taruna dan taruni);
Nanang Maulana (Program Studi Perikanan Tangkap, asal Jembrana. Putra pasangan Budhi Baskoro dan Dewi Purwanti Sari)
dan Ni Putu Dila Ardityani (Program Studi Budidaya Ikan, asal Jembrana, putri pasangan I Kadek Dwi Ardiasa dan Ni Wayan Yuniarti).
Ni Putri Dila Ardityani selain menjadi wakil saat pelantikan, juga meraih predikat taruni terbaik. Sedangkan, taruna terbaik direngkuh I Made Ramaraditya, Program Studi Perikanan Tangkap, asal Badung, putra pasangan I Nyoman Mertha dan Ni Ketut Rukmini.
’’Selamat, kepada taruna dan taruni terbaik,’’ ucap Kapusdik Bambang Suprakto. Kapusdik menegaskan, taruna tak salah pilih sekolah dengan masuk Politeknik KP Jembrana.
Karena, dengan sumberdaya kelautan melimpah, memberi harapan besar ke depan. ’’Kami komit, memberikan layanan pendidikan
ke masyarakat, sebaik-baiknya. Dengan mendekatkan kampus ke masyarakat, biar masyarakat mudah sekolah,’’ paparnya.
Harapannya, 50 persen anak pelaku utama perikanan (nelayan, pembudidaya ikan, pengolah ikan, hingga petani garam) yang kurang mampu, bisa masuk Politeknik KP Jembrana.
Roadmap 2024, anak pelaku utama mencapai 75 persen. Melalui Politeknik KP Jembrana ini, mendorong percepatan membangun KKP melalui sumberdaya manusia di pesisir, yang sebagian masih kurang mampu.
Sehingga, bisa memutus rantai kemiskinan, melalui pendidikan. Kapusdik mendorong Politeknik KP Jembrana membuka prodi baru sesuai kondisi, dan potensi Bali.
Seperti ekowisata bahari, permesinan, konservasi, dan seterusnya. ’’Konsep yang harus dikembangkan, pasca sarjana terapan, lima tahun ke depan sudah ada (di Politeknik KP Jembrana, Red),’’ pintanya.
Menurutnya, banyak anak muda pandai, apalagi dosen di Politeknik KP Jembrana. Tahun ini, dosennya saja, walau sepi jatah pegawai negeri sipil (PNS), dapat jatah PNS 10 orang.
’’Ini bukti pendidikan di Jembrana luar biasa,’’ pujinya. Kapusdik berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jembrana yang memberi lahan hampir 20 hektare untuk lokasi Politeknik KP Jembrana.
Sehingga, memungkinkan kampus ini terus dikembangkan. Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Jembrana I Made Sudiada mewakili Bupati Jembrana I Putu Artha mengatakan, potensi kelautan dan perikanan butuh dikelola optimal, komprehensip, dan berkelanjutan.
Sehingga, membutuhkan pemuda ahli dan trampil, berwawasan kebangsaan, untuk menjadi garda depan mengelola kelautan dan perikaan.
Mereka inilah, insan yang berguna bagi bangsa dan negara, keluarga, dalam berkontribusi membangun kelautan dan perikanan di Indonesia.
Untuk merajut keindonesiaan, Sekkab mengingatkan taruna memahami empat pilar kebangsaan. Yakni, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Suasana pelantikan penuh nasionalisme para taruna. Diawali menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, dan di akhir upacara,
mereka dengan khidmat melantunkan Bagimu Negeri, juga pembacaan Janji Setia Panca Bhakti Taruna Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana.
Usai upacara dan pelantikan, para taruna unjuk persembahan. Mulai baris berbaris, gerakan di tempat, gerakan perubahan arah.
Disusul variasi periksa kerapian, variasi Indonesia be 1, 2, 3,… dan seterusnya. Tak ketinggalan, memeragakan gerakan variasi Covid-19. Tutup formasi, terima salam kami.
Juga yel-yel Taruna Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana. Saat yel-yel, selain kompak, penuh disiplin gerak, juga lirik-lirik lucu.
Kadang, mereka memeragakan tertawa bersama, sambil menyorongkan badan ke belakang; ’’Ha… ha…ha…,’’ tawanya koor. (rba/djoko heru)