NEGARA — HIV/ AIDS masih menjadi momok yang menakutkan di masyarakat. Seperti di Jembrana, tercatat sejak 16 tahun terakhir atau dari tahun 2004 hingga 2020 ini, warga Jembrana yang positif HIV/AIDS mencapai 1.136 orang, tidak sedikit di antaranya sudah meninggal.
Kepala Dinas Kesehatan Jembrana I Gusti Bagus Ketut Oka Parwata mengatakan, rata-rata kasus kematian setiap tahun sekitar 10 kasus. Misalnya dalam tiga tahun terakhir, dari tahun 2018 tercatat 13 orang meninggal, tahun 2019 16 orang dan tahun 2020 sebanyak 12 orang meninggal.
Namun untuk data orang dengan HIV/AIDS sejak 16 tahun terakhir tidak terdata karena tidak terdeteksi saat kematiannya.
“Karena virus HIV ini bisa berakibat fatal hingga kematian, maka perlu diwaspadai.” terangnya, didampingi Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr I Gusti Agung Putu Arisantha.
Namun demikian, dari tahun ke tahun kasus HIV/ AIDS di Jembrana mengalami penurunan. Bahkan, untuk tahun 2020 di tengah terjangan Covid-19, justru mengalami penurunan dibanding tahun 2019. Dari Januari hingga November ini tercatat sudah ada 69 kasus baru, rata-rata setiap bulan 6 hingga 7 kasus baru.
Jumlah ini jauh berkurang dibandingkan dengan tiga tahun sebelumnya, pada tahun 2019 terjadi 95 kasus baru dengan rata-rata perbulan 7-8 kasus. Pada tahun 2018 terjadi 104 kasus baru dengan angka rata-rata 8-9 kasus baru. Sedangkan untuk tahun 2016 sebanyak 106 dan tahun 2017 sebanyak 107 kasus baru.
Meskipun ada penurunan angka kasus per bulan sejak dua tahun terakhir ini. Penularan HIV/AIDS harus tetap diwaspadai, karena HIV/AIDS ini seperti fenomena gunung es.
Bagi yang memiliki gejala disarankan untuk aktif melakukan pemeriksaan agar segera mendapat penanganan. Bisa memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit.
“Tetap sarankan masyarakat aktif memeriksakan dini sehingga bisa terdeteksi awal dan cepat mendapat pengobatan,“ ujarnya.
Pihaknya mengajak masyarakat bersama mencegah penularan HIV/ AIDS. Karena siapa pun bisa tertular HIV terlebih bagi mereka yang punya perilaku berisiko. Di antaranya melakukan hubungan seks dengan pengidap HIV tanpa kondom. Bisa juga bagi mereka yang menggunakan jarum suntik yang sama dengan pengidap.