32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 15:05 PM WIB

18,5 Juta Kubik Magma Siap Dimuntahkan, Potensi Kerugian Rp 2 Triliun

RadarBali.com – Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan,

PVMBG menetapkan Status Awas berdasar data kegempaan, data tiltmeter dan citra satelit yang ditemukan terjadi penggembungan 6 cm di tubuh gunung.

Sementara pergerakan magma diperkirakan 4 km dengan volume 18,5 juta meter kubik. Menurut Sutopo, evaluasi perlu dilakukan karena sudah 34 hari status Awas ditetapkan, namun Gunung Agung tak kunjung meletus.

Kondisi tersebut menyebabkan kerugian besar. Pihaknya menaksir potensi kerugian akibat status Awas mencapai Rp 1,5 – 2 triliun.

Kerugian Rp 2 triliun itu meliputi: potensi kerugian sektor pariwisata Rp. 264 miliar, perkiraan kerugian sektor perbankan Rp. 1,05 triliun,

perkiraan kerugian dari hilangnya pekerjaan para pengungsi Rp. 204,5 miliar, perkiraan kerugian dari sektor pertanian, peternakan, kerajinan, tidak kurang dari Rp. 100 miliar.

Kerugian aktivitas pertambangan, pembangunan di Karangasem, dan kerugian lainnnya sekitar Rp 200 – 500 miliar.

Dampak lain yakni pariwisata di Karangasem ikut terhenti. Bahkan, lanjut Suotpo, pariwisata di Bali ikut terdampak. Jika dibiarkan terus menerus, dampaknya semakin besar.

“Kondisi ini menyebabkan pariwisata di Bali turun 40 persen. Pariwisata kan dibawahi Menko Kemaritiman, makanya mengundang PVMBG untuk evaluasi dan mencari solusi,” katanya.

Berdasar data BNPB, saat ini terdapat 185.865 jiwa penduduk yang tinggal di radius berbahaya.

Sementara jumlah pengungsi tercatat 134.500 jiwa berada di 390 titik tersebar di 9 kabupaten/kota.

Di sisi lain, sebanyak 7.670 ekor ternak (sapi 6.238 ekor, kambing 823 ekor, babi 609 ekor) sudah dievakuasi di 43 titik.

Sementara 22.683 ekor ternak (sapi 15.731 ekor, kambing 4.052 ekor, babi 2.900 ekor) belum dievakuasi.

Banyak warga pengungsi kembali ke rumahnya saat siang hari kemudian malam kembali ke pengungsian. 

RadarBali.com – Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan,

PVMBG menetapkan Status Awas berdasar data kegempaan, data tiltmeter dan citra satelit yang ditemukan terjadi penggembungan 6 cm di tubuh gunung.

Sementara pergerakan magma diperkirakan 4 km dengan volume 18,5 juta meter kubik. Menurut Sutopo, evaluasi perlu dilakukan karena sudah 34 hari status Awas ditetapkan, namun Gunung Agung tak kunjung meletus.

Kondisi tersebut menyebabkan kerugian besar. Pihaknya menaksir potensi kerugian akibat status Awas mencapai Rp 1,5 – 2 triliun.

Kerugian Rp 2 triliun itu meliputi: potensi kerugian sektor pariwisata Rp. 264 miliar, perkiraan kerugian sektor perbankan Rp. 1,05 triliun,

perkiraan kerugian dari hilangnya pekerjaan para pengungsi Rp. 204,5 miliar, perkiraan kerugian dari sektor pertanian, peternakan, kerajinan, tidak kurang dari Rp. 100 miliar.

Kerugian aktivitas pertambangan, pembangunan di Karangasem, dan kerugian lainnnya sekitar Rp 200 – 500 miliar.

Dampak lain yakni pariwisata di Karangasem ikut terhenti. Bahkan, lanjut Suotpo, pariwisata di Bali ikut terdampak. Jika dibiarkan terus menerus, dampaknya semakin besar.

“Kondisi ini menyebabkan pariwisata di Bali turun 40 persen. Pariwisata kan dibawahi Menko Kemaritiman, makanya mengundang PVMBG untuk evaluasi dan mencari solusi,” katanya.

Berdasar data BNPB, saat ini terdapat 185.865 jiwa penduduk yang tinggal di radius berbahaya.

Sementara jumlah pengungsi tercatat 134.500 jiwa berada di 390 titik tersebar di 9 kabupaten/kota.

Di sisi lain, sebanyak 7.670 ekor ternak (sapi 6.238 ekor, kambing 823 ekor, babi 609 ekor) sudah dievakuasi di 43 titik.

Sementara 22.683 ekor ternak (sapi 15.731 ekor, kambing 4.052 ekor, babi 2.900 ekor) belum dievakuasi.

Banyak warga pengungsi kembali ke rumahnya saat siang hari kemudian malam kembali ke pengungsian. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/