25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:49 AM WIB

Mengguh Desa Les Bikin Lidah Bergoyang

RadarBali.com – Kuliner tradisional Buleleng sungguh kaya. Bukan hanya menu tradisional seperti siobak dan blayag saja yang nikmat.

Ada juga masakan tradisional khas Kecamatan Tejakula yang bisa membuat lidah anda bergoyang. Makanan itu adalah mengguh.

Makanan ini mudah ditemui di wilayah Tejakula bagian timur. Mulai dari Desa Tejakula, Desa Les, Desa Penuktukan, Desa Sambirenteng, dan Desa Tembok.

Wujud makanan itu serupa nasi yang disiram kuah masakan ikan laut hingga kuah penuh. Bahkan nasinya hingga tenggelam di dasar kuah.

Karena wujudnya itu, masyarakat menyebutnya bubur mengguh. Makanan ini selalu dijumpai pada setiap upacara adat.

Selain upacara adat, menu ini juga banyak dijual di warung-warung makan kaki lima di tepi jalan. Kebanyakan masyarakat mengkonsumsinya sebagai menu sarapan.

Biasanya bubur mengguh memiliki rasa gurih. Bagi anda pencinta pedas, menu ini juga bisa dinikmati dengan rasa pedas yang benar-benar menggigit.

Ni Luh Kesian, adalah salah seorang warga yang rajin membuat bubur mengguh. “Kalau ada upacara, bubur mengguh ini pasti ada. Banyak juga kok yang jual.

Dulu saya biasa buat setiap hari. Sekarang karena sudah umur, sudah jarang-jarang buat,” kata Kesian yang juga warga Desa Les itu.

Masyarakat Desa Les menyebut memasak menu ini relatif mudah. Cukup memasak ikan laut dengan base genep, sehingga muncul kaldu.

Biasanya, bubur ini juga disajikan dengan makanan pelengkap. Seperti kacang goreng, sayur bayam atau kangkung, juga toge.

Anda ingin mencobanya? Silahkan berburu ke wilayah Kecamatan Tejakula. Menu ini jarang ditemui di wilayah Kota Singaraja.

Meski harus menghabiskan waktu cukup lama untuk ke Tejakula, namun rasa itu akan terbayar karena rasa lezatnya benar-benar sepadan.

RadarBali.com – Kuliner tradisional Buleleng sungguh kaya. Bukan hanya menu tradisional seperti siobak dan blayag saja yang nikmat.

Ada juga masakan tradisional khas Kecamatan Tejakula yang bisa membuat lidah anda bergoyang. Makanan itu adalah mengguh.

Makanan ini mudah ditemui di wilayah Tejakula bagian timur. Mulai dari Desa Tejakula, Desa Les, Desa Penuktukan, Desa Sambirenteng, dan Desa Tembok.

Wujud makanan itu serupa nasi yang disiram kuah masakan ikan laut hingga kuah penuh. Bahkan nasinya hingga tenggelam di dasar kuah.

Karena wujudnya itu, masyarakat menyebutnya bubur mengguh. Makanan ini selalu dijumpai pada setiap upacara adat.

Selain upacara adat, menu ini juga banyak dijual di warung-warung makan kaki lima di tepi jalan. Kebanyakan masyarakat mengkonsumsinya sebagai menu sarapan.

Biasanya bubur mengguh memiliki rasa gurih. Bagi anda pencinta pedas, menu ini juga bisa dinikmati dengan rasa pedas yang benar-benar menggigit.

Ni Luh Kesian, adalah salah seorang warga yang rajin membuat bubur mengguh. “Kalau ada upacara, bubur mengguh ini pasti ada. Banyak juga kok yang jual.

Dulu saya biasa buat setiap hari. Sekarang karena sudah umur, sudah jarang-jarang buat,” kata Kesian yang juga warga Desa Les itu.

Masyarakat Desa Les menyebut memasak menu ini relatif mudah. Cukup memasak ikan laut dengan base genep, sehingga muncul kaldu.

Biasanya, bubur ini juga disajikan dengan makanan pelengkap. Seperti kacang goreng, sayur bayam atau kangkung, juga toge.

Anda ingin mencobanya? Silahkan berburu ke wilayah Kecamatan Tejakula. Menu ini jarang ditemui di wilayah Kota Singaraja.

Meski harus menghabiskan waktu cukup lama untuk ke Tejakula, namun rasa itu akan terbayar karena rasa lezatnya benar-benar sepadan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/