32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 17:28 PM WIB

Layanan Pendidikan Berstandar Internasional, Raih Dua Sertifikat ISO

DENPASAR – STMIK Primakara terus melakukan transformasi meningkatkan kualitas layanan pendidikan dan memenuhi berbagai standar internasional serta meneguhkan diri sebagai salah satu Kampus IT ternama di Indonesia.

Pandemi Covid-19 yang tengah melanda juga tidak menghalangi Kampus IT yang beralamat di Jalan Tukad Badung Nomor 135 Denpasar ini 

meraih prestasi yang dibuktikan dengan mengantongi dua sertifikat ISO yakni ISO 9001:2015 dan ISO 21001:2018.

“Momen pandemi kita manfaatkan untuk melakukan pembenahan di berbagai bidang. Salah satunya sertifikasi ISO,” kata Ketua STMIK Primakara, Made Artana, Minggu (6/12).

Secara filosofis bagi STMIK Primakara, masa pandemi ini merupakan masa menjadi kepompong untuk berubah menjadi kupu-kupu.

Kalau menjadi kepompong tubuh ulat diikat dalam kepompong sama seperti di masa pandemi ada keterbatasan ruang gerak. Namun setelahnya akan menjadi kupu-kupu yang indah, terbang bebas.

“Dengan filosofi ini STMIK Primakara melakukan penguatan ke dalam, sama seperti kepompong sebetulnya lagi berubah di dalam, sampai menjadi kupu-kupu.

Filosofi kepompong inilah yang mendasari STMIK Primakara melakukan banyak hal penguatan internal di masa pandemi,” ungkap Artana.

Dua sertifikasi ISO ini sebagai upaya Technopreneurship Campus ini terus melakukan pembenahan secara internal organisasi dan meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan sebagai salah satu Kampus IT top di Indonesia.

Putri Anugrah Cahya Dewi selaku Sekretaris Pusat Penjaminan Mutu STMIK Primakara menjelaskan, Sertifikat ISO 9001:2015 dan ISO 21001:2018 ini didapatkan dari Lembaga sertifikasi PT. Decra Group Indonesia pada November 2020.

ISO 9001:2015 merupakan sertifikasi internasional untuk sistem manajemen mutu. Tujuan dari ISO 9001:2015 untuk meningkatkan standar mutu

di STMIK Primakara agar dapat meningkatkan kepuasan baik kepuasan stakeholder maupun pihak berkepentingan. Sementara ISO 21001:2018 merupakan sertifikasi internasional untuk sektor Pendidikan.

Tujuan dari ISO 21001:2018 ini adalah untuk memberikan dan meningkatkan mutu, kualitas, layanan pendidikan, serta output di STMIK Primakara.

“Salah satu target STMIK Primakara adalah tersertifikasi internasional (ISO). Untuk mencapai target tersebut,

kami sudah mempersiapkan diri kurang lebih selama 1 tahun sampai pada bulan STMIK Primakara tersertifikasi,” terang Cahya Dewi.

Dijelaskan manfaat ISO 9001:2015 untuk mengevaluasi sistem manajemen mutu yang diterapkan di STMIK Primakara sehingga dapat terus meningkatkan kualitas mutu.

Sedangkan ISO 21001:2018 bermanfaat untuk mengevaluasi proses serta layanan pendidikan di STMIK Primakara,

sehingga diharapkan mampu meningkatkan kepuasan stakeholder dan para pihak berkepentingan serta mampu menghasilkan output yang lebih baik.

Artana menambahkan untuk ISO 21001:2018 baru dimiliki oleh beberapa perguruan tinggi di Indonesia. ISO ini memiliki nama resmi  Educational Organisation Management System (EOMS).

“Jadi (ISO ini menilai) sistem manajemen untuk organisasi pendidikan atau sistem manajemen untuk perguruan tinggi,” kata Artana.

Karena berkaitan dengan sistem menejemen, ISO ini melihat semua hal di perguruan tinggi seperti pengelolaannya harus sudah sesuai dengan standar internasional.

“Nah itu yang sulit untuk memenuhinya dan di Bali sepertinya belum ada yang punya. Tapi di Indonesia, kata providernya baru belasan yang punya ISO itu,” jelas Artana.

Melalui adanya ISO 21001:2018 ini, bermakna bahwa  pengelolaan perguruan tinggi STMIK Primakara sudah memenuhi standar internasional. Padahal, dalam pemenuhan standar internasional ini sangatlah tidak mudah.

Artana menuturkan, pihaknya mengejar sertifikasi ISO tersebut agar STMIK Primakara mempunyai standar yang bagus sehingga targetnya nanti bisa berkembang secara sehat karena pengelolaan sudah baik mengikuti standar internasional.

Kemudian untuk ISO 9001:2015, menurut Artana, adalah untuk sistem manajemen mutu internal. Berbeda dengan ISO 21001:2018, ISO ini sudah biasa dimiliki oleh perguruan tinggi, beberapa di antaranya sudah ada di Bali.

Bagi Artana, STMIK Primakara merasa spesial karena bisa memiliki kedua ISO ini secara bersamaan, terutama ISO 21001:2018.

Diraihnya kedua ISO ini bisa dimaknai olehnya sebagai perbaikan manajemen, kualitas dan berbagai perbaikan lainnya di STMIK Primakara.

Artana menegaskan, dengan diraihnya dua sertifikat ISO ini menujukkan komitmen yang dimiliki oleh jajaran STMIK Primakara dalam memberikan pelayanan ekstra dan excellent kepada mahasiswa.

Menurutnya, dalam upaya mendapatkan sertifikat ISO ini, pihaknya telah mengeluarkan banyak pengorbanan. Maka dari itu, jika tidak didukung dengan komitmen maka akan sangat sulit diterapkan, terlebih ISO 21001:2008.

Salah satunya yakni menyangkut ketersediaan dana, karena berbagai sarana dan prasarana harus disesuaikan dengan standar ISO tersebut.

Kemudian yang kedua juga ada tuntutan dari manajemen SDM juga banyak sekali. Dengan adanya penerapan ISO tersebut, tuntutan STMIK Primakara terhadap menajemen SDM  bertambah tinggi jika dibandingkan dengan sebelum menerapkan ISO.

 “Jadi itu bisa (diterapkan) kalau memang ada komitmen yang pertama dari manajemennya, pimpinannya, ketuanya, yayasannya.

Yang kedua ya harus didukung tataran manajemen. Kalau tidak kita akan melakukan ini bersama-sama,” terang Artana.

Hingga saat ini, kata Artana, pembenahan di segala bidang tersebut beberapa di antaranya sudah selesai, seperti ISO, rebranding dan akreditasi sudah keluar untuk tiga prodi yang ada.

Ke depan, STMIK Primakara akan memperbaharui rencana strategis. Di sana akan diformulasikan apa yang akan dilakukan STMIK Primakara kedepannya.

DENPASAR – STMIK Primakara terus melakukan transformasi meningkatkan kualitas layanan pendidikan dan memenuhi berbagai standar internasional serta meneguhkan diri sebagai salah satu Kampus IT ternama di Indonesia.

Pandemi Covid-19 yang tengah melanda juga tidak menghalangi Kampus IT yang beralamat di Jalan Tukad Badung Nomor 135 Denpasar ini 

meraih prestasi yang dibuktikan dengan mengantongi dua sertifikat ISO yakni ISO 9001:2015 dan ISO 21001:2018.

“Momen pandemi kita manfaatkan untuk melakukan pembenahan di berbagai bidang. Salah satunya sertifikasi ISO,” kata Ketua STMIK Primakara, Made Artana, Minggu (6/12).

Secara filosofis bagi STMIK Primakara, masa pandemi ini merupakan masa menjadi kepompong untuk berubah menjadi kupu-kupu.

Kalau menjadi kepompong tubuh ulat diikat dalam kepompong sama seperti di masa pandemi ada keterbatasan ruang gerak. Namun setelahnya akan menjadi kupu-kupu yang indah, terbang bebas.

“Dengan filosofi ini STMIK Primakara melakukan penguatan ke dalam, sama seperti kepompong sebetulnya lagi berubah di dalam, sampai menjadi kupu-kupu.

Filosofi kepompong inilah yang mendasari STMIK Primakara melakukan banyak hal penguatan internal di masa pandemi,” ungkap Artana.

Dua sertifikasi ISO ini sebagai upaya Technopreneurship Campus ini terus melakukan pembenahan secara internal organisasi dan meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan sebagai salah satu Kampus IT top di Indonesia.

Putri Anugrah Cahya Dewi selaku Sekretaris Pusat Penjaminan Mutu STMIK Primakara menjelaskan, Sertifikat ISO 9001:2015 dan ISO 21001:2018 ini didapatkan dari Lembaga sertifikasi PT. Decra Group Indonesia pada November 2020.

ISO 9001:2015 merupakan sertifikasi internasional untuk sistem manajemen mutu. Tujuan dari ISO 9001:2015 untuk meningkatkan standar mutu

di STMIK Primakara agar dapat meningkatkan kepuasan baik kepuasan stakeholder maupun pihak berkepentingan. Sementara ISO 21001:2018 merupakan sertifikasi internasional untuk sektor Pendidikan.

Tujuan dari ISO 21001:2018 ini adalah untuk memberikan dan meningkatkan mutu, kualitas, layanan pendidikan, serta output di STMIK Primakara.

“Salah satu target STMIK Primakara adalah tersertifikasi internasional (ISO). Untuk mencapai target tersebut,

kami sudah mempersiapkan diri kurang lebih selama 1 tahun sampai pada bulan STMIK Primakara tersertifikasi,” terang Cahya Dewi.

Dijelaskan manfaat ISO 9001:2015 untuk mengevaluasi sistem manajemen mutu yang diterapkan di STMIK Primakara sehingga dapat terus meningkatkan kualitas mutu.

Sedangkan ISO 21001:2018 bermanfaat untuk mengevaluasi proses serta layanan pendidikan di STMIK Primakara,

sehingga diharapkan mampu meningkatkan kepuasan stakeholder dan para pihak berkepentingan serta mampu menghasilkan output yang lebih baik.

Artana menambahkan untuk ISO 21001:2018 baru dimiliki oleh beberapa perguruan tinggi di Indonesia. ISO ini memiliki nama resmi  Educational Organisation Management System (EOMS).

“Jadi (ISO ini menilai) sistem manajemen untuk organisasi pendidikan atau sistem manajemen untuk perguruan tinggi,” kata Artana.

Karena berkaitan dengan sistem menejemen, ISO ini melihat semua hal di perguruan tinggi seperti pengelolaannya harus sudah sesuai dengan standar internasional.

“Nah itu yang sulit untuk memenuhinya dan di Bali sepertinya belum ada yang punya. Tapi di Indonesia, kata providernya baru belasan yang punya ISO itu,” jelas Artana.

Melalui adanya ISO 21001:2018 ini, bermakna bahwa  pengelolaan perguruan tinggi STMIK Primakara sudah memenuhi standar internasional. Padahal, dalam pemenuhan standar internasional ini sangatlah tidak mudah.

Artana menuturkan, pihaknya mengejar sertifikasi ISO tersebut agar STMIK Primakara mempunyai standar yang bagus sehingga targetnya nanti bisa berkembang secara sehat karena pengelolaan sudah baik mengikuti standar internasional.

Kemudian untuk ISO 9001:2015, menurut Artana, adalah untuk sistem manajemen mutu internal. Berbeda dengan ISO 21001:2018, ISO ini sudah biasa dimiliki oleh perguruan tinggi, beberapa di antaranya sudah ada di Bali.

Bagi Artana, STMIK Primakara merasa spesial karena bisa memiliki kedua ISO ini secara bersamaan, terutama ISO 21001:2018.

Diraihnya kedua ISO ini bisa dimaknai olehnya sebagai perbaikan manajemen, kualitas dan berbagai perbaikan lainnya di STMIK Primakara.

Artana menegaskan, dengan diraihnya dua sertifikat ISO ini menujukkan komitmen yang dimiliki oleh jajaran STMIK Primakara dalam memberikan pelayanan ekstra dan excellent kepada mahasiswa.

Menurutnya, dalam upaya mendapatkan sertifikat ISO ini, pihaknya telah mengeluarkan banyak pengorbanan. Maka dari itu, jika tidak didukung dengan komitmen maka akan sangat sulit diterapkan, terlebih ISO 21001:2008.

Salah satunya yakni menyangkut ketersediaan dana, karena berbagai sarana dan prasarana harus disesuaikan dengan standar ISO tersebut.

Kemudian yang kedua juga ada tuntutan dari manajemen SDM juga banyak sekali. Dengan adanya penerapan ISO tersebut, tuntutan STMIK Primakara terhadap menajemen SDM  bertambah tinggi jika dibandingkan dengan sebelum menerapkan ISO.

 “Jadi itu bisa (diterapkan) kalau memang ada komitmen yang pertama dari manajemennya, pimpinannya, ketuanya, yayasannya.

Yang kedua ya harus didukung tataran manajemen. Kalau tidak kita akan melakukan ini bersama-sama,” terang Artana.

Hingga saat ini, kata Artana, pembenahan di segala bidang tersebut beberapa di antaranya sudah selesai, seperti ISO, rebranding dan akreditasi sudah keluar untuk tiga prodi yang ada.

Ke depan, STMIK Primakara akan memperbaharui rencana strategis. Di sana akan diformulasikan apa yang akan dilakukan STMIK Primakara kedepannya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/