DENPASAR – Kesehatan Daerah Militer (Kesdam) IX/Udayana menggelar simulasi pemberian vaksin Sinovac di Makesdam IX/Udayana.
Simulasi ini digelar Kamis (10/12) sore. Simulasi ini dibuat secara bertahap. Dimana dimulai dari peserta yang mendapatkan pesan Whatsapps (WA) dari BPJS.
Nantinya peserta yang mendapat Whatsapp pemberitahuan penerima vaksin akan mendapatkan tiket dan dibawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan vaksinasi.
“Tahapannya kemudian mulai dari registrasi diagnosis skrinning, kalau tidak ada komorbid akan langsung divaksinasi dan selesai divaksinasi selama 30 menit,” kata Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak.
Saat ditanya apakah jajaran Kodam IX/Udayana akan mendapat prioritas yang mendapatkan vaksin, menantu
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan ini mengatakan, pemerintah daerah yang akan memutuskan mana saja yang akan menjadi prioritas.
“Mungkin Bali sehurusnya jadi prioritas kerena kita sebagai pusat pariwisata. Di sini atau Jakarta sebagai pusat bisnis dan pemerintahan jadi priortas,” terangnya.
Sementara itu, Kakesdam IX/Udayana Kolonel Ckm dr. I Made Mardika SpPD, MARS, FINASIM menerangkan jika penyuntikan vaksin itu tentunya akan menimbulkan reaksi efek samping.
“Hal-hal yang disuntikkan ke dalam tubuh seseorang itu pasti ada reaksi. Efek samping 1 persen lah, tapi tidak semua.
Tidak mungkin pemerintah kasih obat untuk mencelakakan masyarakatnya, kan kalau tidak ada vaksin, terus kita seperti ini,” kata Kolonel Ckm dr. I Made Mardika.
Menurutnya, Bali kemungkinan akan masuk skala prioritas. Hal itu karena Bali merupakan pusat wisata Indonesia.
Kolonel Ckm dr. I Made Mardika mengatakan, vaksin dari Tiongkok itu aman, tidak ada keraguan lagi lantaran sudah melalui uji laboratorium.
“Yang jelas, obat apapun pasti punya efek samping. Tidak aman 100 persen, tapi efek samping ringan seperti demam orang habis vaksin anak kecil itu wajar,” tandasnya.