RadarBali.com – Puluhan ribu warga Sanur turun ke jalan menuntut janji 10 persen tenaga kerja Rumah Sakit Bali Mandara (RSBM) dari warga asal Sanur.
Aksi itu dilakukan tepat pada saat Pemprov bali merencanakan soft opening Rumah Sakit Bali Mandara Sabtu (28/10) hari ini.
Kekecewaan masyarakat Sanur lantaran tenaga kerja asal Sanur yang diterima di RSBM hanya tiga orang.
Jumlah itu jauh dari janji Pemprov Bali saat sosialisasi pendirian RSBM beberapa tahun lalu.
Mereka datang ke RSBM di Jalan By Pass Ngurah Rai Sanur dengan mengenakan pakaian adat ringan. Sejak pukul 07.00 pagi massa meramaikan sekitar Jalan Bypass Ngurah Rai Sanur,Denpasar.
Massa sampai di Rumah Sakit Bali Mandara sekitar pukul 09.00. Hampir 50 menit, massa menunggu di depan RSBM dan berorasi.
Tak ada satu pun dari pihak kantor gubernur yang menemui mereka. Padahal, beberapa hari lalu Wagub Bali Ketut Sudikerta berjanji bakal menemui massa jika terjadi demo.
Warga pun memblokir Jalan Bypass Sanur, akses menuju Bandara Ngurah Rai. Lalu lintas pun macet dan sempat lumpuh total.
Menurut Ketua Yayasan Pembangunan Sanur (YPS) yang memimpin jalannya aksi Ida Bagus Gede Sidharta Putra, warga menagih komitmen tim sosialisasi mewakili Pemprov Bali.
“Iya, tim sosialisasi menjanjikan 10 persen untuk warga Sanur,” ujar Gus De, panggilan akrabnya. “Dari 280 nama yang kami ajukan, yang diterima hanya 3 orang yang asli Sanur dari 500 sekian tenaga kerja yang diterima,” katanya.
Selain itu, warga Sanur juga mendesak Pemprov Bali menandatangi perjanjian hitam di atas putih terkait janji 10 persen tenaga kerja di RSBM berasal dari warga Sanur.
Hanya Plt Dirut RSBM dr Bagus Darmayasa yang menemui massa. Sayangnya, dr Bagus tak bisa berkata banyak dan tidak bisa memutuskan apapun.
“Saya hanya ngayah disini. Yang memutuskan itu pemprov,” ucap dr Bagus. Karena digeruduk massa, Pemprov Bali pun memutuskan membatalkan launching RSBM.
Sebagai ganti, pihak manajemen menggelar persembahyangan bersama