TABANAN – Satu mesin PCR (Polymerase Chain Reaction) berkapasitas 94 sampel sekali running di Laboratorium PCR di BRSU Tabanan mengalami kerusakan.
Kerusakan mesin PCR ternyata terjadi sejak pekan lalu. Sekedar diketahui kerusakan mesin PCR berada pada bagian detektor.
Kerusakan satu mesin PCR pun membuat sedikit gangguan pemeriksaan uji sampel swab pasien kontak langsung (tracking).
“Karena mesin PCR rusak terpaksa spesimen swab kami kirim ke lab kesehatan provinsi,” aku Direktur BRSUD Tabanan, dr I Nyoman Susila kemarin.
Kendati BRSU Tabanan masih memiliki mesin PCR yang berkapasitas 60 sampel per/hari, namun mesin tersebut di khususkan untuk menguji sampel swab pada pasien di rumah sakit pemerintah/swasta saja yang ada di Tabanan.
“Sehingga hingga saat ini untuk mempercepat uji sampel swab bagi orang yang kontak langsung dengan pasien Covid-19,
setelah dilakukan tracking mau-mau tidak kami harus kirim ke Lab Kesehatan Provinsi. Sampel swab sudah kami kirim semenjak pekan lalu,” ungkapnya
Rusaknya mesin PCR, pemeriksaan sampel hanya bisa dilakukan 60 sampel dalam 2 kali running. Jika sebelum mesin rusak, uji sampel swab dapat dilakukan 2 shift pada Laboratorium PCR BRSU Tabanan.
Maka dalam sehari bisa uji sampel 248 sampel. Menurut dr. Susila, rusaknya mesin PCR tersebut sudah dilaporkan ke BNPB.
“Sabtu lalu mesin pengganti sudah datang ke Tabanan dan akan segera dilakukan instalasi untuk selanjutnya digunakan kembali,” tuturnya.
Dokter Susila melanjutkan, pihaknya akan segera melakukan proses instalasi pada laboratorium PCR mulai Senin sampai Selasa lusa.
“Kalau lancar proses instalasi Rabu akan datang, mudah-mudahan bisa beroperasi mesin PCR untuk menguji sampel swab pasien kembali,” ungkapnya.
Disinggung mengenai kapasitas mesin baru ini, dr Susila menyatakan masih belum mengetahui karena mesinnya baru datang.
Pihaknya menyatakan, intinya setelah instalasi dan optimasi mesinnya akan bisa digunakan kembali. Kemudian untuk dalam sehari tetap menerapkan dua shift selama ini.
“Untuk kapasitasnya belum tahu, besok mungkin baru diketahui. Yang jelas selama ini kita masih menerapkan dua shift dan untuk pemeriksaan sampel khusus pasien Tabanan masih aman,” pungkasnya.