RadarBali.com – Indonesian Tourism Development Center (ITDC) mulai melirik Bali Utara untuk pengembangan kawasan pariwisata.
Setidaknya, lahan seluas 200 hektare milik swasta bakal disulap menjadi kawasan pariwisata seperti ITDC Nusa Dua. Untuk itu, proyek yang bakal digarap 2018 ini, ITDC bakal mengguyur dana senilai kurang lebih Rp 2 triliun.
Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer mengungkapkan, ketimpangan pengembangan pariwisata di Bali yang hanya berpusat di Bali Selatan membuat ITDC membidik sektor pengembangan usaha di Bali Utara.
Hanya saja Mansoer belum bisa mengungkapkan detail lokasi lahan yang kabarnya berada di Kecamatan Gerokgak Buleleng ini.
“Secara fisik Bali Utara itu bagus sekali. Tapi belum bisa kami ungkapkan, karena masih tahap negosiasi,” ujar Abdulbar M.Mansoer.
Kata dia, untuk pengerjaan proyek yang bisa mengakses kawasan pantai di pulau Menjangan ini akan dikerjakan selama lima tahun.
Untuk penataan kawasan tersebut, lebih kecil dari Nusa Dua, namun tetap bermain pada bisnis hotel.
“Sebelumnya ada dua opsi lokasi, tapi sekarang sudah mengerucut menjadi satu opsi. Dan sudah kami sepakati. Awal tahun depan sudah mulai pembangunan,” tegasnya.
Untuk mendukung peningkatan bisnis ITDC di Bali Utara ini, pihaknya berharap pemerintah segera merealisasikan pembangunan Bali Utara.
“Kami masih tunggu support bandaranya untuk segera dibangun,” ucap Mansoer. Selain membangun proyek di Bali Utara, ITDC juga diminta untuk ikut mensukseskan IMF-World Bank Oktober 2018.
Sebelum perhelatan akbar tersebut berlangsung, di kawasan ITDC Nusa Dua akan dibangun gedung terbesar di dunia.
Kemudian kartun network yang pertama kali ada di Indonesia dengan menggandeng investor asing. “Nanti ada kesepakatan kontrak selama 30 tahun setelah itu jadi milik ITDC,” bebernya.
Target investasi total ITDC mencapai Rp 3,3 triliun untuk membangun infrastruktur dalam waktu 10 tahun.
Tapi, dari investasi itu yang akan masuk sebagai investasi langsung ke dalam hotel itu 10 kali lipatnya.
“Jadi untuk Rp 3,3 triliun kami akan mendapat Rp 33 triliun dalam jangka 10 tahun,” pungkasnya.