MANGUPURA – Hari Raya Natal, Jumat (25/12) besok diharapkan memberi berkah bagi seluruh umat manusia, khususnya di Bali.
Anak Agung Gde Agung, anggota Komite III DPD RI yang membidangi adat, budaya, agama, pariwisata, pendidikan, dan kesehatan mengajak semua pihak menjaga kerukunan antar umat beragama.
Konsep “di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung” tegasnya tak boleh hanya sekadar jadi wacana, melainkan wajib diimplementasikan.
Dalam acara berbagi kasih bersama umat Kristiani di Gereja Katolik Santo Stefanus Stasi Tegal Jaya, Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Penglingsir Puri Ageng Mengwi itu menegaskan Hari Raya Natal tak boleh batal.
Bupati Badung dua periode itu berpesan dalam rangka menjaga kerukunan antar umat beragama ada tiga hal yang harus dilakukan.
Pertama, bagaimana menjaga hubungan menyama beraya. “Hubungan manyama braya antara kita ini perlu untuk terus dijaga. Berbeda agama, berbeda suku, dan berbeda ras harus perlu dijaga,” katanya.
Kedua, menjaga rasa agama dari pihak lain. “Jangan sampai rasa kehormatan agama lain dilanggar. Itu kan bisa diterjemahkanlah. Yang penting bagaimana kita bisa menjaga rasa agama orang lain,” tandasnya.
Ketiga mengebumikan peribahasa di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. “Jangan sampai kita menang-menangan sendiri.
Seperti di Bali ini punya kearifian lokal sendiri. Jadi harus saling menghormati,” tegasnya. Dalam kesempatan itu, AA Gde Agung menyerahkan tali kasih berupa 150 paket sembako.
“Ini merupakan bakti sosial kami kepada masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Sudah barang tentu banyak sekali warga kita yang membutuhkan perhatian.
Menjelang perayaam Natal, jangan sampai ada masyarakat tidak siap. Makanya kami membantu mereka untuk merayakan Natal dengan suka cita,” ungkapnya Rabu (23/12) kemarin.
Pdt. Made Gunaraksawari Mastra, S.E,M.Div, Ketua Perumahan Mulia Asri, Banjar Tegaljaya, dan Ketua Lingkungan Gereja Katolik Santo Stefanus Tegaljaya merespons positif kegiatan berbagi kasih yang diprakarsai AA Gde Agung.