SINGARAJA – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng mengajukan usulan regrouping alias penggabungan sekolah. Terutama sekolah-sekolah yang masih berada dalam satu halaman.
Upaya regrouping itu diyakini bisa menghemat anggaran pemerintah dalam pengelolaan lembaga pendidikan.
Kepala Disdikpora Buleleng Made Astika mengatakan, saat ini ada beberapa sekolah yang berada dalam satu halaman.
Sebut saja SDN 1 Banyuasri, SDN 2 Banyuasri, dan SDN 5 Banyuasri. Ketiga sekolah ini berada dalam satu halaman. Ada pula SDN 1 Paketagung dan SDN 1 Paketagung yang juga berada dalam satu halaman.
“Contohnya di Banyuasri. Kalau 3 sekolah itu dijadikan satu manajemen saja, kan bisa dihemat. Tadinya untuk satu tingkat, harus 3 kelas.
Sekarang kalau digabung kan bisa 2 kelas. Tadinya pakai 3 guru kelas, sekarang cukup 2 guru kelas saja,” jelas Astika kemarin.
Kelebihan guru di sekolah-sekolah tersebut, akan didistribusikan ke sekolah-sekolah lain. Sehingga masalah kekurangan guru di sekolah-sekolah, terutama di kawasan pedesaan, dapat sedikit tertangani.
Selain itu Disdikpora juga lebih mudah melakukan distribusi kepala sekolah. Mengingat pada akhir tahun ini, setidaknya ada 30 orang kepala sekolah yang akan masuk usia pensiun.
“Kalau pergeseran, itu sudah pasti ada. Karena kelebihan guru ini harus didistribusikan. Kepala sekolah juga tidak ada demosi (penurunan jabatan). Karena banyak yang pensiun tahun ini,” tegasnya.
Berdasarkan kajian Disdikpora Buleleng, saat ini ada 33 sekolah yang masih berada dalam satu halaman, namun berbeda manajemen pengelolaan.
Sekolah-sekolah itu tersebar di Kecamatan Buleleng, Kecamatan Kubutambahan, dan Kecamatan Tejakula. Setelah dilakukan regrouping, maka jumlah sekolah akan berkurang menjadi 16 sekolah saja.