DENPASAR – Polisi masih berusaha menguak kasus tewasnya teller cantik Bank Mandiri Cabang Kuta Ni Putu Widiastiti, 24, yang ditemukan tewas bersimbah darah
di rumahnya di Banjar Poh Gading, Jalan Kerta Negara, Gang Widura, No.24, Ubung Kaja, Denpasar, kemarin (28/12).
Dugaan sementara, wanita kelahiran Banjar Pekuwudan, Sukawati, Gianyar, itu menjadi korban pemerkosaan sekaligus perampokan.
Dua motif itu menguat berdasar sejumlah temuan bukti di lokasi kejadian perkara. Dalam kasus pemerkosaan, selain ditemukan sejumlah luka di punggung, dada dan perut, juga ditemukan luka di tangan bekas tangkisan pertanda korban melawan.
Total ada 25 luka di badan korban yang menjadi penyebab korban meregang nyawa. Sementara dalam kasus perampokan, ada sejumlah barang milik korban yang hilang.
Selain uang di dompet, satu unit sepeda motor Scoopy warna merah dengan nopol DK 3114 KAR milik korban hilang.
Sinyalamen yang lain, warga di lokasi kejadian sempat mendengar teriakan sekitar pukul 01.00 Wita dari dalam rumah korban. Hanya saja mereka tidak menyadari korban dalam bahaya.
Teriakan menyayat pilu itu didengar oleh Sayida Rani, 22, warga Jalan Kertanegara, Gang. Widura, No. 18 Ubung Jaja, Denpasar.
Menurut saksi, saat kejadian sedang hujan gerimis. Saat itu tiba-tiba terdengar teriakan minta tolong. Suara tersebut dari arah rumah Gek Putu (korban). “Suara teriakan itu menyebut kata perampok. Kesannya teriak histeris karena ketakutan begitu.
Setelah itu, terdengar suara pintu gerbang TKP kebuka dan mendengar suara motor matic keluar dari TKP,” beber sumber mengutip keterangan Sayida Rani.
Lalu, paginya sekitar pukul 09.00, mendengar suara laki-laki minta tolong. Suami Sayida Rani lantas keluar mengecek suara tersebut. Ternyata, yang teriak itu pacar korban.
“Ia minta tolong ada perampokan, dan ada yang dibunuh, selanjutnya suaminya mencari bantuan menghubungi warga bernama Nyoman Budiarta untuk menghubungi Bhabin Ubung Kaja Aiptu I Wayan Parwata,” kata sumber.
Di TKP sendiri ditemukan banyak bercak darah. Bukan hanya di kamar korban, tapi juga di tempat yang lain. Termasuk di merajan. Bahkan, di merajan ditemukan pisau dapur yang diduga milik pelaku yang digunakan untuk menghabisi korban.
“Untuk memastikan penyebab kematian, kami sudah berkoordinasi dengan forensik RS Sanglah. Nanti kalau hasil otopsi sudah keluar
baru diketahui secara pasti. Termasuk motif, ada tidaknya pemerkosaan yang dialami, masih didalami,” ungkap Kasatreskrim Polresta Denpasar Kompol I Dewa Putu Gede Anom Danujaya kemarin.
Untuk mengungkap kasus ini, polisi telah memanggil sejumlah saksi. Sejauh ini yang telah dimintai keterangan adalah orangtua korban dan teman sekantor korban.