DENPASAR – Komunitas pemilik ayam serama mulai bertebaran di Bali. Bahkan, penghobi ayam mungil ini mulai menunjukkan eksistensi
dengan menggelar pameran di Pasar Satria, Denpasar. Beragam jenis ayam mungil asal Malaysia ini beradu “kesombongan” di atas catwalk.
Pengurus Komunitas Ayam Serama Bali, Fathcur Razaq mengatakan, ciri-ciri ayam serama memiliki bahu lebar dan agak “sombong”.
Bahu ayam serama harus terlihat lebar dengan posisi di belakang dada. Dan tulang pinggul seimbang dan mengecil ke arah bawah permukaan dada
Kemudian dada terlihat lebar, dan ayam serama harus terlihat lebar dan besar dengan struktur meninggi ke arah depan. Dada ayam serama yang paling bagus berbentuk seperti lingkaran.
“Tinggi tubuh seimbang dengan dada tinggi tubuh ayam serama seimbang dengan dada, tubuhnya terlihat proposional, warna bulu terang dan mengkilap kaki kelihatan pararel,” katanya.
Menurut warga Tabanan ini, ayam serama sering dibeli berduit sebab harga anak ayam ini yang usianya sebulan berkisar Rp 300 ribu, sedangkan ayam dewasa bisa Rp 2 juta.
ergantung kecantikan ayam itu. Bahkan, sampai ada tembus Rp 9 juta karena warnanya kelabu dan indah.
“Ayam ini sebenarnya bisa dikonsumsi, tapi karena harga mahal, jadi lebih baik dipiara. Untuk bisnis karena kecantikannya. Ini beda dengan ayam kate. Ini ayam sombong,” ucapnya.
Ayam Serama berasal dari malaysia. Nama ayam itu diambil dari tokoh Sri Rama karena bertingkah seperti raja yang suka membusungkan dada.
Katanya, di Bali penangkaran ayam serama sudah mulai berkembang dan paling banyak di Jawa dan Lombok. ” Pernah ada kontes, tapi tahun 2020 ini ditiadakan karena pandemic,” pungkasnya.