29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 11:23 AM WIB

Ngawur! Bangun Tower di Halaman SDN 2 Ketewel, Warga Lembeng Protes

RadarBali.com – Warga Desa Pakraman Lembeng dibuat gerah dengan keberadaan tower monopol di halaman Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Ketewel.

Halaman SD itu masih satu areal dengan jaba pura Desa Lembeng, di Kecamatan Sukawati. Warga rencananya bertanya dan mengirim surat kepada pemerintah kabupaten Gianyar.

“Kami keberatan dengan keberadaan tower itu. Kami ajukan keberatan melalui surat ke Pemkab Gianyar.

Tapi kami akan koordinasi dulu dengan pengurus desa di sini,” ujar Klian Saba Desa Pakraman Lembeng, Ketut Yudana, kemarin (29/10).

Sebagai pengurus desa, Yudana mengaku tidak tahu menahu dengan keberadaan tower itu. “Tidak ada koordinasi ke bawah (masyarakat, red), sama sekali tidak ada.

Penyanding juga nggak ada yang dicari. Jero bendesa saya tanyakan, gak ada dapat surat. Tiba-tiba ada tiang tinggi,” keluhnya.

Sebaiknya, menurut Yudana, jika memang ada tiang setinggi kurang lebih 20 meteran di pasang di atas halaman SD, apalagi sekolah itu bertetangga dengan pura desa, mestinya ada pemberitahuan.

“Kok ada prosedur yang tidak sampai kami ketahui. Seharusnya disosialisasikan, supaya masyarakat mengerti. Supaya kami pengurus desa tidak dikatakan kong kalikong,” jelasnya.

Menurut Yudana, di halaman sekolah itu menjadi satu dengan pura. Kegiatan di halaman itu beraneka ragam.

“Ada latihan pencak silat, pramuka. Kalau pas ada karya di pura, itu dipakai ngayah,” jelasnya.

Kini, dengan keberadaan tower dipasang tinggi menjulang, pihaknya khawatir bisa membahayakan anak-anak.

Terlebih di bagian atas tower itu, rencananya akan dipasang besi besar yang kini diletakkan di areal sekolah.

“Kalau ada angin kencang,hujan, terutama ada petir bagaimana. Kan rawan. Belum lagi radiasinya luar biasa bahaya itu,” ungkapnya.

Salah satu warga yang ditemui di balai di halaman pura desa, Wayan Jawi, mengaku bisa saja tower itu akan dihentikan.

“Mungkin tidak bisa dilanjutkan. Kalau ada begini, seharusnya rapat dulu di desa, apalagi ini kan masuk areal pura, dekat jarak pura sama sekolah,” jelas Jawi yang merupakan warga Banjar Akta, Desa Pakraman Lembeng itu.

Menurutnya, pembangunan tower berlangsung sekitar seminggu lalu. Dua hari lalu, ada alat baru datang, alat menyerupai antena besar itu rencananya akan dipasang paling atas.

Kemudian, Sabtu lalu (28/10) dia melihat tiang tower itu diberi tanda silang x dengan cat merah.

“Saya tidak mengerti apa artinya tanda silang itu. Di sini tidak ada yang tahu, wakil bendesa saja baru tahu dua hari lalu, prajuru desa bingung,” tegasnya

RadarBali.com – Warga Desa Pakraman Lembeng dibuat gerah dengan keberadaan tower monopol di halaman Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Ketewel.

Halaman SD itu masih satu areal dengan jaba pura Desa Lembeng, di Kecamatan Sukawati. Warga rencananya bertanya dan mengirim surat kepada pemerintah kabupaten Gianyar.

“Kami keberatan dengan keberadaan tower itu. Kami ajukan keberatan melalui surat ke Pemkab Gianyar.

Tapi kami akan koordinasi dulu dengan pengurus desa di sini,” ujar Klian Saba Desa Pakraman Lembeng, Ketut Yudana, kemarin (29/10).

Sebagai pengurus desa, Yudana mengaku tidak tahu menahu dengan keberadaan tower itu. “Tidak ada koordinasi ke bawah (masyarakat, red), sama sekali tidak ada.

Penyanding juga nggak ada yang dicari. Jero bendesa saya tanyakan, gak ada dapat surat. Tiba-tiba ada tiang tinggi,” keluhnya.

Sebaiknya, menurut Yudana, jika memang ada tiang setinggi kurang lebih 20 meteran di pasang di atas halaman SD, apalagi sekolah itu bertetangga dengan pura desa, mestinya ada pemberitahuan.

“Kok ada prosedur yang tidak sampai kami ketahui. Seharusnya disosialisasikan, supaya masyarakat mengerti. Supaya kami pengurus desa tidak dikatakan kong kalikong,” jelasnya.

Menurut Yudana, di halaman sekolah itu menjadi satu dengan pura. Kegiatan di halaman itu beraneka ragam.

“Ada latihan pencak silat, pramuka. Kalau pas ada karya di pura, itu dipakai ngayah,” jelasnya.

Kini, dengan keberadaan tower dipasang tinggi menjulang, pihaknya khawatir bisa membahayakan anak-anak.

Terlebih di bagian atas tower itu, rencananya akan dipasang besi besar yang kini diletakkan di areal sekolah.

“Kalau ada angin kencang,hujan, terutama ada petir bagaimana. Kan rawan. Belum lagi radiasinya luar biasa bahaya itu,” ungkapnya.

Salah satu warga yang ditemui di balai di halaman pura desa, Wayan Jawi, mengaku bisa saja tower itu akan dihentikan.

“Mungkin tidak bisa dilanjutkan. Kalau ada begini, seharusnya rapat dulu di desa, apalagi ini kan masuk areal pura, dekat jarak pura sama sekolah,” jelas Jawi yang merupakan warga Banjar Akta, Desa Pakraman Lembeng itu.

Menurutnya, pembangunan tower berlangsung sekitar seminggu lalu. Dua hari lalu, ada alat baru datang, alat menyerupai antena besar itu rencananya akan dipasang paling atas.

Kemudian, Sabtu lalu (28/10) dia melihat tiang tower itu diberi tanda silang x dengan cat merah.

“Saya tidak mengerti apa artinya tanda silang itu. Di sini tidak ada yang tahu, wakil bendesa saja baru tahu dua hari lalu, prajuru desa bingung,” tegasnya

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/