RadarBali.com – Pelukis asal Banjar Katik Lantang, Singakerta Kecamatan Ubud, Dewa Putu Adiputra yang biasa disapa Ajik Duta membuat lukisan Sapi Bali dan Nyoman Parta.
Lukisan berukuran 150×100 cm itu diserahkan langsung sang pelukis kepada I Nyoman Parta di kediaman politisi PDIP di Banjar Wangbung, Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Minggu kemarin (29/10).
Menurut Ajik Duta, dia sengaja membuat lukisan itu karena mengaku salut dengan Nyoman Parta yang memperjuangkan sapi Bali.
“Saya salut dengan Nyoman Parta, yang mau memperjuangkan nasib Sapi Bali,” ujar pelukis yang pernah melukis wajah Budi Gunawan dan juga Mangku Pastika ini.
I Nyoman Parta yang juga Ketua Komisi IV DPRD Bali ini, mengaku terharu dengan lukisan yang diberikan Ajik Duta.
Menurutnya, sebagai wakil rakyat sudah menjadi tugasnya untuk mensejahterakan rakyat. “Saya terharu, semestinya saya yang harus perhatikan seniman,” ungkapnya.
Tentang sapi Bali, Nyoman Parta mengatakan, sapi Bali memiliki banyak keunggulan. Di antaranya, bisa hidup dengan berbagai iklim, makannya mudah dan tingkat kesuburan betinanya tidak ada yang mampu menandingi.
“Sapi Bali memiliki banyak keunggulan dibandingkan sapi lainnya,” ungkapnya. Untuk meningkatkan kecintaan serta
kesejahteraan peternak sapi Bali, Parta mengatakan, perlu ada gagasan untuk menggelar Kontes Sapi Bali di Tahun 2018.
Kontes dilakukan dengan cara mengumpulkan ternak peserta pada suatu tempat, sedangkan uji performa dilakukan dengan pengukuran di lokasi.
“Hanya sapi yang ikut kontes saja dikumpulkan di satu tempat. Khusus untuk performence cukup dilakukan di tempat atau dikandangnya,” jelas Ketua Komisi IV DPRD Bali itu.
Hanya saja, menurut pria asal Guwang, Sukawati ini, lomba atau kontes Sapi Bali tersebut, harus dilakukan secara periodik, setiap tahun sekali atau lebih dari setahun sekali.
“Sedangkan untuk uji performence dapat dilakukan setiap saat ketika ada info sapi bagus di lapangan,” ujarnya.
Parta menegaskan, peserta kontes yang mendapatkan juara akan mendapatkan hadiah, baik sapi jantan maupun betina.
Sedangkan yang ikut uji performa tidak ada juaranya, namun akan diberikan sertifikat Surat Keterangan Layak Bibit berdasarkan Standar Nasional Indonesia.
“Tujuan kontes ini agar peternak tidak menjual sapinya ke luar bali, peternak juga termotivasi memelihara sapi yang bagus,” jelasnya.
Sedangkan untuk membuat peternak itu nyaman, kata Parta, kualitas daging sapinya harus diperbaiki, sehingga harganya menjadi lebih baik dalam arti lebih mahal.
Salah satu upaya yang dilakukan agar harganya bagus adalah bagaimana membuat daging Sapi Bali menjadi daging yang empuk, lembut (intinya berkualitas).
“Sehingga bisa masuk ke seluruh hotel di Bali, yang begitu banyak membutuhkan daging,” tukasnya