DENPASAR – Pada zaman saat ini, teknologi hampir mendominasi aktivitas manusia.Termasuk dalam perputaran ekonomi.
Ditambah pandemi Covid-19 yang melanda sehingga kegiatan apapun terhambat. Pemerintah melarang kerumunan dan keramaian.
Media daring pun sangat banyak dipakai sebagai pilihan karena hamper semua aktivitas dilakukan di rumah saja, salah satunya untuk berbisnis juga dari rumah atau work from home (WFH).
Kadis Koperasi dan UMKM Kota Denpasar I Made Erwin Suryadarna mengatakan, total Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Denpasar ada 32 ribu lebih dan sebagiannya mengandalkan jasa kurir termasuk JNE (Jalur Nugraha Ekakurir).
Ha itu disebabkan ada yang berwirausaha makanan, fashion dan kerajinan yang pangsa pasarnya di luar Denpasar dan pulau Bali.
Diakuinya dengan keadaan Covid-19, memang seharusnya menjalankan usaha atau bisnis lebih diarahkan digital dan memakai jasa pengiriman.
Tentunya, ini untuk mencegah penyebaran Covid-19. “Kalau belinya online, beli dari entrepreneur lokal pakai jasa pengiriman kan tidak ada kontak atau mencegah keramaian,” kata Erwin.
Kini, bisnis menggunakan digital dan juga media sosial menjadi pilihan utama. Masyarakat hampir semua memiliki media sosial dan memakainya untuk mencari rezeki.
Seperti lahirnya startup yang didominasi oleh anak milenial. “ Termasuk jasa kurir sangat membantu lah, kita kerja sama membangun ekonomi
di tengah keterpurukan diterjang covid-19. Kita tidak boleh menyerah dan harus bangkit,” ungkap pria yang senang olahraga ini.
Ia menambahkan dengan bantuan stimulus dari pemerintah pusat untuk para pengusaha menurutnya akan menambahkan jumlah wirausaha di masa pandemi ini.
Maka dari itu, dibutuhkan pihak ketiga sebagai jasa pengiriman sehingga semua berjalan. Ini mnejadi tantangan masyarakat Indonesia khususnya Bali.
“Tantanan kehidupan baru ini harus siap dijalankan sebagai budaya baru. Jaga jarak mencegah keramaian. Ini tantangan dan semua pasti berdampak,” ucapnya.