LEGIAN – Aliran Tukad Mati di Legian, Kuta, Badung, yang selama ini terkesan jorok dan bau mulai ditata. Ketua LPM Legian, I Wayan Puspa Negara ingin Tukad Legian bisa menjadi sarana rekreasi masyarakat.
Salah satunya bisa dijadikan tempat memancing. “Kami mengambil langkah konservasi lingkungan hidup. Kami ingin Tukad Mati ini menjadi lebih bersih,” ujar Puspa kemarin.
Untuk mewujudkan itu, penataan di dalam air sudah dilakukan secara rutin dengan menjaga kebersihan dan perawatan setiap Jumat.
Pada 31 Desember lalu sebanyak 20 ribu ekor ikan nila disebar di Tukad Mati. Acara penyeberan benih nila dihadiri Wabup Badung, I Ketut Suiasa.
“Target kami tiga tahun ke depan ingin membuat patung Dewi Mansa setinggi 80 meter di kawasan Tukad Mati,” imbuh mantan anggota DPRD Badung itu.
Ditambahkan Puspa, kgiatan ini dalam mendukung tagline “Sparkling Legian” yang salah satunya ingin menyulap kawasan Tukad Mati menjadi daya tarik dan destinasi.
Paling tidak menjadi tempat yang nyaman bagi masyarakat sekitar. Sementara itu, Suiasa menyatakan Pemkab Badung konsisten melakukan pelestarian lingkungan.
Tahun ini fokus terhadap sumber daya alam. Pihaknya mengajak seluruh komponen masyarakat untuk selalu bekerja sama melestarikan lingkungan hidup.
“Apa yang dilakukan oleh masyarakat Legian ini adalah sesuatu yang luar biasa. Sekali lagi saya ingatkan mari kita lanjutkan konsistensi ini,” ujar tutur Suiasa.
Sebagai wujud komitmen dalam melestarikan ekosistem sungai dan habitat air tawar, Suiasa menyampaikan di tahun 2020 menargetkan Dinas Perikanan memproduksi bibit ikan 2 juta ekor.
Dan sudah terdistribusi 2.014.000 ekor. Dengan demikian produksi bibit ikan sudah melebihi target dan sudah disebar juga ke habitatnya. Termasuk 20.000 bibit ikan nila yang dilepaskan di Tukad Mati.
“Mudah- mudahan 20.000 bibit ikan nila dapat hidup dan menjadi lebih banyak, sehingga nanti menjadikan kawasan Tukad Mati sebagai tempat pemancingan dan sarana rekreasi,” tukas politikus asal Pecatu, Badung, itu.