DENPASAR – Menunggu ketidakpastian menjadi makanan sehari-hari bagi pecinta sepak bola Indonesia, suporter, pelatih, hingga pemain.
Sampai saat ini, Liga 1 kapan akan digulirkan kembali masih belum jelas arahnya kemana. PSSI melalui sang ketua umum awalnya mengatakan paling lambat Januari kompetisi bergulir.
Pernyataan tersebut diucapkan saat Liga 1 2020 kembali tidak mendapat izin bergulir dari pihak kepolisian pada Oktober lalu.
Setelah itu, PT LIB sebagai operator Liga 1 mengatakan dan berharap jika kompetisi bergulir kembali pada Februari mendatang.
Nyatanya, belum ada kepastian apapun terkait nasib kompetisi Liga 1. Mabes Polri belum memberikan lampu hijau meski beberapa perwakilan PT LIB sudah berkomunikasi dengan mereka.
Terbaru, PT LIB menunggu kepastian dari Mabes Polri hingga pekan pertama Januari. “Sampai sekarang, kami terus komunikasi dengan pihak kepolisian,” ucap Dirut PT LIB Akhmad Hadian Lukita seperti dikutip dari Jawa Pos.
Buntut dari tidak adanya kejelasan kompetisi pun sangat terasa. Madura United, contohnya, sudah membubarkan tim dan mereka saat ini hanya fokus mengembangkan akademi terlebih dahulu.
Bisa jadi apa yang dilakukan Laskar Sape Kerrab, merembet ke klub lain. Sebelumnya, Persiraja Banda Aceh sempat membubarkan skuad pasca Liga 1 yang tinggal beberapa kick off kembali, akhirnya lagi-lagi tidak mendapatkan izin.
Padahal, Persiraja sudah berada di D.I Yogyakarta. Entah apa yang menjadi pertimbangan pihak kepolisian. Yang jelas semua terdampak dengan ketidakpastian kompetisi.
Pemain gundah gulana dan hanya mengandalkan gaji yang dipotong untuk bertahan hidup. Itu sebabnya beberapa pemain asing memilih hengkang ke liga negara lain.
Pemain yang bertahan di Indonesia, hanya bermain dengan komunitas sepak bola. Ada yang menjadi pelatih dadakan untuk pemain usia muda, ada yang membantu
keluarga berjualan seperti penyerang sayap muda Bali United M. Ryan Firmansyah, dan ada yang fokus menambah konten di YouTube mereka.