MANGUPURA – Seluruh guru dari semua jenjang pendidikan di Kabupaten Badung belum semua melakukan swab tes.
Bagi yang belum mendapatkan layanan swab di tes akan dialihkan dengan rapid tes antigen. Hal ini dilakukan untuk memastikan kondisi kesehatan tenaga pendidik di Badung.
Untuk diketahui, seluruh guru yang ada di Kabupaten Badung dari semua jenjang pendidikan wajib di tes swab.
Sesuai data dari Disdikpora, ada sebanyak 6.284 guru di Badung yang terdiri dari 2.451 guru PNS dan 3.833 non PNS.
Namun yang sudah melakukan swab tes sudah ada 2.609 guru. Informasi terakhir yang positif dinyatakan 74 orang.
“Ya, belum semua guru swab. Saat ini baru 2.609 orang guru swab, dan ada total 74 orang yang hasilnya positif. Namun yang positif tersebut sesuai hasil konfirmasi kami ke yang bersangkutan,
sebelum tahun baru mereka sudah pulih kembali,” terang Plt Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olah Raga (Disdikpora) Badung, Made Mandi, kemarin.
Sisa guru yang belum mendapat layanan swab tes dialihkan untuk rapid tes antigen. “Karena kemarin ada kendala alat di Diskes, sisa guru yang belum mendapat layanan swab tes dialihkan
ke rapid tes antigen. Namun, masih sedang dipersiapkan, kebetulan kami juga sudah berkoordinasi dengan Diskes,” bebernya.
Swab ini sejatinya program dari Diskes Badung untuk semua pegawai di lingkungan Pemkab Badung. Namun, Disdikpora Badung meminta lebih dulu untuk dilakukan tes karena rencana akan melakukan belajar tatap muka.
Hanya saja untuk proses pembelajaran tatap muka sesuai arahan dari pimpinan dalam hal ini Bupati dan Wakil Bupati Badung serta jajarannya sementara ditunda dulu dalam batas waktu yang tidak ditentukan.
Mengingat Badung masih zona merah. “Berdasar laporan kami dari hasil kerja di lapangan, pimpinan menyarankan untuk mundur (belajar tatap muka) sampai batas waktu yang tidak ditentukan, ” bebernya.
Dia juga belum berani memberikan jaminan kapan bisa dibuka belajar tatap muka. Karena harus melihat perkembangan kasus covid-19 di Badung.
“Kalau Januari ini bagus perkembangannya atau kasus menurun mungkin bisa dipertimbangan untuk dilakukan belajar tatap muka.
Kalau masih ada peningkatan tentu harus dikaji kembali atau ditunda dalam waktu tidak ditentukan,” pungkasnya.