DENPASAR – Ketua Basudewa Curva Sud (BCS) I Ketut “Anjelo” Santika mengaku tidak habis pikir dengan apa yang terjadi persepak bolaan Indonesia.
Betapa tidak, di saat Negara lain tetap memutar kompetisi di saat pandemi mendera, PSSI justru tak kunjung memutar roda kompetisi.
Dia heran apakah PSSI memiliki dosa besar sehingga kompetisi begitu sulit digelar sampai saat ini.
“Sekarang yang menjadi pertanyaan, apakah ada masalah ditubuh PSSI? Ini harus dicari tahu dulu. Cari bottle neck-nya ada dimana.
Bagaimana bisa basket dan voli yang bermain di dalam ruangan, kok dapat izin untuk penyelenggaraan. Sedangkan sepak bola yang bermain
di tempat terbuka dan dengan protokol kesehatan yang ketat, justru tidak diberikan izin penyelenggaraan,” terang I Ketut “Anjelo” Santika.
“Kalau IBL dan Proliga bisa bergulir, mungkin juga karena federasi mereka punya pendekatan yang lebih baik dengan pemerintah dan pihak kepolisian. Saya harap tidak ada masalah internal di tubuh PSSI,” tambahnya.
Anjelo pun berharap kompetisi bisa bergulir kembali dalam waktu dekat ini. Baginya sebagai suporter, sepak bola adalah hiburan rakyat meski di setiap pertandingan tidak boleh disaksikan langsung oleh suporter.
“Kami menyaksikannya dari layar kaca loh tidak masalah. Kalau ada pertandingan lagi, bukan hanya aktivitas klub saja yang bergerak lagi,
tapi juga perekonomian skala mikro bisa ikut tergerak juga. Kasihan klub seperti Madura United dan Persipura Jayapura yang membubarkan skuad mereka akibat ketidakpastian liga.
Saya sebagai suporter ingin agar tidak ada saling ego antara PSSI, pemerintah, dan pihak kepolisian,” tuturnya.