GIANYAR – Pembangunan Pasar Seni Sukawati di Banjar Dlod Tangluk kacau. Ada 8 Kepala Keluarga (KK) menuntut ganti rugi atas sejumlah kerusakan yang diakibatkan pembangunan pasar.
Kerusakannya beragam. Mulai dari tembok roboh, kamar mandi bocor hingga kios warga rusak.
Kemarin sejumlah warga yang rumahnya rusak akibat proyek itu dipertemukan oleh kontraktor di Kantor Perbekel Sukawati.
Salah satu warga terdampak, Anak Agung Putra Wijaya, 40, menyatakan, rumahnya paling parah mengalami kerusakan pada 2019 lalu.
Rumahnya berada di utara pasar dan mepet pasar. Agung Wijaya beruntun tertimpa musibah. “Tembok bergetar sampai roboh. Kamar mandi rusak total, mesin cuci kena runtuhan,” keluhnya.
Bahkan, genteng rumahnya yang kena reruntuhan sempat diperbaiki menggunakan asbes. Namun malah kena reruntuhan lagi. “Selama proyek kami juga terganggu debu,” jelasnya.
Warga lainnya, Nyoman Oka, sempat merasa tenang lantaran saat pertemuan pertama, kerusakan di rumahnya akan diganti. Namun, setelah mendengar penjelasan kontraktor, warga kecewa.
“Saya jadi kecewa. Kok balik lagi Pemda yang akan lakukan. Kalau kami di Bali buat sarana upakara, pemuput pemangku. Kalau Pemda merepotkan sekali,” jelasnya.
Oka mengaku sudah sabar dengan proyek yang tiap hari crane mondar-mandor di atas rumah. “Saya mengerti ini untuk pemerintah.
Jadi tidak buat gaduh. Ada lagi pekerjaan sampai pagi, ada keluarga sakit. Gimana perasaan orang. Kami masih sadar masih mengerti,” terangnya.
Dia juga meminta pengertian kontraktor terkait kerusakan tersebut. “Ini pertemuan lagi, pertemuan lagi, tambah bosan jadinya.
Coba dibayangkan, pemborong tempat lain diminta ini minta itu. Di bali nggak begitu, aman. Maka tolonglah diperhatikan,” terangnya.
Pihaknya mendesak kontraktor mau membiayai upacara keagamaan. “Kalau dilempar lagi pecaruan rumah ke Pemda, saya kecewa,” tegasnya.