RadarBali.com – Pemerintah Kabupaten Buleleng menaikkan alokasi anggaran untuk bidang pertanian. Alokasi anggaran bahkan meningkat nyaris dua kali lipat.
Konon peningkatan anggaran itu merupakan upaya pemenuhan janji-janji politik pasangan Putu Agus Suradnyana-Nyoman Sutjidra, saat Pilbup Buleleng 2017 lalu.
Dalam Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) terungkap, alokasi anggaran bagi Distan Buleleng, naik lebih dari Rp 10 miliar.
Informasinya kenaikan anggaran itu akan digunakan untuk pengadaan tiga unit ekskavator mini. Rencananya ekskavator itu akan digunakan untuk pengolahan lahan pertanian.
Misalnya mengubah lahan pertanian dari perkebunan menjadi sawah, maupun sebaliknya. Juga mempermudah melakukan normalisasi aliran air subak.
Dalam KUA-PPAS terungkap bahwa alokasi anggaran bagi Dinas Pertanian Buleleng sepanjang tahun 2017 hanya Rp 13,05 miliar.
Pada tahun 2018 mendatang, pemerintah mengajukan kenaikan anggaran Rp 10,82 miliar. Sehingga total alokasi dana pada tahun 2018 mencapai Rp 23,88 miliar.
Kenaikan anggaran itu mencapai 82,91 persen dari total anggaran. Meningkatnya anggaran di Dinas Pertanian, memaksa pemerintah mengkepras anggaran di sejumlah instansi lain.
Sebut saja di Dinas Kebudayaan Buleleng dan Dinas Kesehatan Buleleng. Untuk di Dinas Kebudayaan, pengurangan anggaran mencapai Rp 6,25 miliar.
Pengurangan ini diprediksi tidak akan berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Karena anggaran sebesar itu sebelumnya digunakan untuk pengadaan sepeda motor bagi kelan subak.
Sementara anggaran bagi Dinas Kesehatan Buleleng turun sebesar Rp 23,07 miliar. Penurunan anggaran itu juga diprediksi tidak akan mempengaruhi kebijakan pemerintah pada sektor kesehatan.
Mengingat anggaran itu sebelumnya digunakan untuk pengadaan alat-alat kesehatan. Komisi II DPRD Buleleng yang membidangi masalah pertanian, mengapresiasi kenaikan alokasi anggaran bidang pertanian itu.
Dewan menilai pemerintah sudah seharusnya memberi porsi anggaran besar bagi sektor pertanian. Mengingat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Buleleng paling banyak disumbang oleh sektor pertanian.
Dewan pun berjanji akan mengawasi realisasi program di sektor pertanian. “Saya kira ini bagian dari janji politik paket PAS saat kampanye kemarin.
Kami lihat dulu realisasinya program nantinya bagaimana. Ini kan baru awal. Kami pasti lakukan pengawasan,” kata Ketua Komisi II DPRD Buleleng, Putu Mangku Budiasa.