GIANYAR – Pandemi Covid-19 yang berlangsung hampir setahun berpengaruh terhadap objek wisata Monkey Forest. Untuk mengakali, Desa Adat Padangtegal menanam ketela rambat yang akan digunakan sebagai pakan kera ekor panjang (Macaca Fascicularis).
Bendesa Adat Padangtegal, I Made Gandra, mengatakan untuk menutupi biaya pakan kera Desa Adat Padangtegal menanam ketela rambat sejak 6 bulan lalu. Sejak tidak beroperasi Maret 2020, Desa Adat Padangtegal mensubsidi biaya operasional objek wisata. Dulu, sebanyak Rp 125 juta khusus digunakan biaya pakan kera yang ada di Monkey Forest Ubud.
Luas hutan beserta parkir di objek wisata mencapai 26 hektare. Untuk ladang ketela rambat ini disiapkan mencapai 4 hektar lahan milik Desa Adat Padangtegal. Seluas 2 hektar sudah ditanami ketela.
“Desa Adat baru mengupayakan penanaman ketela rambat. Hampir setengah hektar sudah panen,” ujarnya, Senin (1/2).
Melihat tingginya biaya pakan kera, mendorong pengurus Desa Adat Padangtegal mengupayakan program pemenuhan pakan secara mandiri. Diakuinya, ketela rambat yang dihasilkan baru bisa menutupi 10 persen kebutuhan pakan kera. Jenis buah-buahan seperti jagung, pisang dan papaya masih dibeli dari pasar.
“Ke depan secara pelan-pelan kami juga akan menanam jenis buah-buahan sehingga Desa Adat Padangtegal bisa memenuhi biaya pakan secara mandiri,” jelasnya.