AMLAPURA – Kondisi penyebrangan pengguna jasa fast boat rute Pelabuhan Padang Bai-Pelabuhan Bangsal Lombok Utara lesu.
Sepinya pengguna jasa fast boat tersebut terjadi sejak pagebluk covid-19 mewabah di Indonesia khususnya Bali.
Terlebih dengan kewajiban rappid test terhadap penumpang membuat sejumlah wisatawan yang ingin berlibur menuju Gili Terawangan berpikir dua kali.
Alhasil, hingga saat ini, hanya dua perusahaan fast boat yang melayani rute penyebrangan menuju Pelabuhan Bangsal.
Itupun bergantian. Mengingat perbandingan antara biaya operasional dengan jumlah penumpang yang timpang. Sehingga perusahaan fast boat lainnya memilih tiarap.
Kondisi ini dibenarkan oleh Kepala KSOP Pelabuhan Padang Bai Ni Luh Putu Eka Suyasmin. Sejak pandemi berlangsung, kondisi penumpang dari Padang Bai menuju Gili Terawangan yang menggunakan jasa fast boat sepi peminat.
Dari jumlah penumpang antara 300 sampai 400 orang per hari, kini tidak lebih 70 orang. Akibatnya, hanya dua perusahaan fast boat
yang tetap eksis melayani rute penyebrangan menuju Gili Terawangan. “Satu hari satu trip. Kedua perusahaan itu bergantian,” ujarnya.
Sebelum pandemi covid-19 ini, jumlah trip fastboat dari Pelabuhan Padang Bai menuju Gili Terawangan mencapai tujuh trip setiap harinya.
“Itupun dari dua perusahaan hanya mengeluarkan satu unit fast boat saja. Keduanya bergantian setiap harinya,” tukasnya.
Hal ini juga dibenarkan oleh Ersan, Kepala Fasilitas Pelabuhan Bangsal, Lombok Utara, NTB. Sejak pandemi berlangsung, fast boat yang baru tiba dari Bali diwajibkan membawa penumpang ke Pelabuhan Bangsal terlebih dulu.
Dari situ pihaknya melakukan pengecekan daftar penumpang hingga pengecekan surat keterangan rapid tes. “Setelah itu baru menuju Gili Terawangan, Gili Meno dan Gili Air,” jelasnya.
Sebelum pandemi, dalam sehari di Pelabuhan Bangsal mencatat 38 trip dengan jumlah penumpang sebanyak 3000 orang.
Namun saat ini, kunjungan wisatawan turun drastis tidak lebih dari 100 orang. “Saat ini jumlah penumpang sudah mulai meningkat.
Dibandingkan beberapa bulan lalu, ada satu fast boat yang tetap jalan dengan hanya membawa 15 penumpang saja,” terang Ersan.
Kunjungan wisatawan menuju Lombok Utara ke tiga gili itu 90 persen di dominasi asing. “Kalau sekarang domestik. Sementara untuk wisatawan asingnya mungkin dua atau tiga orang.
Itu pun mereka yang sudah bosen di Bali. Kadang liburan ke Gili hanya dua sampai tiga hari saja balik lagi ke Bali,” tandasnya.