27.2 C
Jakarta
16 September 2024, 0:57 AM WIB

Truk Pasir Pakai Jalan Alternatif, Warga Rendang Karangasem Protes

AMLAPURA – Jalanan sempit di Banjar Rendang Kelod, terutama Jalan Ksatrya dan Jalan Surya Indah, kini mulai kerap dilalui truk pasir.

Padahal, jalanan itu bukan jalan utama untuk lalulalang truk galian C. Kondisi ini dikhawatirkan bisa mempercepat rusaknya akses jalan dan merugikan masyarakat setempat.

Beredar kabar, dua jalan di Desa Rendang yang kerap dijadikan perlintasan oleh supir truk pasir itu untuk menghindari biaya portal.

Seperti yang diungkap salah satu warga setempat di media sosial faceebook dengan nama akun Made Kadir.

Dia mempertanyakan hampir tiap hari 50 sampai 100 truk pasir lalu lalang di jalan tersebut. “Semua masyarakat di lingkungan sekitar bertanya.

Dan, tidak ada hak melarang karena jalan itu dibuat untuk akses. Tapi, ada kejanggalan kenapa sekarang ini banyak truk yang lewat di jalan Surya Indah dan Ksatrya,” tulisnya di kolom komentar salah satu postingan. 

Terkait hal ini, Perbekel Desa Rendang I Nengah Kariasa tidak tahu menahu apakah melintasnya puluhan truk pengangkut pasir ini untuk menghindari pengeluaran biaya portal.

“Kami tidak tahu menahu soal apa penyebabnya. Yang jelas kami hanya menyampaikan keluhan masyarakat karena masyarakat mengeluhkan di Jalan Ksatrya dan Surya Indah

sering dilewati truk pasir dalam jumlah banyak. Masyarakat kami juga tidak mempertanyakan penyebabnya. Hanya mengeluhkan kenapa banyak truk pasir melintas di dua jalan itu,” ujar Nengah Kariasa.

Kondisi ini, lanjut Kariasa, terjadi sudah sejak sebulan lalu. Sebenarnya, warga tidak merasa keberatan apabila akses jalan berstatus kabupaten itu digunakan perlintasan truk pasir kalau hanya suatu waktu saja.

Namun, keluhan masyarakat muncul ketika kedua jalan itu dilintasi setiap hari dan dalam jumlah banyak.

“Kalau misalnya ketika ada upacara, pengalihan arus lalulintas itu tidak masalah. Karena tidak setiap hari. Tetapi kalau setiap hari, masyarakat mengeluh juga,” bebernya.

Kekhawatiran masyarakat kata dia, karena untuk dua jalan itu seperti di Jalan Ksatrya ada beberapa jalan yang sudah jebol dan rusak.

Sementara akses jalan di Surya Indah tidak diperuntukkan untuk kendaraan truk. “Itu merupakan akses jalan ke setra.

Kalau terus menerus dipakai akan semakin rusak, terlebih ketika dilewati kendaraan dengan tonase yang berat,” kata Kariasa.

Pemerintah Desa Rendang telah memberikan pengertian kepada para sopir truk pasir ini agar tidak melintasi kedua jalan tersebut lagi. Karena hal tersebut merupakan keluhan masyarakat.

“Tapi, ada juga supir-supir truk pasir yang merasa tersinggung ketika diperingatkan. Di wilayah jalan itu kan juga ada supir truk pasir,

justru mereka yang dianggap melaporkan. Padahal tidak. Ini murni keluhan masyarakat. Kadang sampai lima truk beruntun,” terang Kariasa.

Pihaknya pun telah menyampaikan keluhan ini kepada OPD terkait termasuk Sekda Karangasem. Dia berharap supir bisa mengerti terkait keluhan warganya ini.

“Kalau memang jalan itu dipakai perlintasan truk pasir, ya silakan infrastruktur jalan ditingkatkan yang memang diperuntukkan bagi kendaraan dengan tonase berat.

Karena kalau kondisi jalan rusak warga kami yang mendapat masalah. Misalnya ketika akan menggotong mayat ke kuburan karena jalan itu merupakan akses ke setra,” tandasnya. 

AMLAPURA – Jalanan sempit di Banjar Rendang Kelod, terutama Jalan Ksatrya dan Jalan Surya Indah, kini mulai kerap dilalui truk pasir.

Padahal, jalanan itu bukan jalan utama untuk lalulalang truk galian C. Kondisi ini dikhawatirkan bisa mempercepat rusaknya akses jalan dan merugikan masyarakat setempat.

Beredar kabar, dua jalan di Desa Rendang yang kerap dijadikan perlintasan oleh supir truk pasir itu untuk menghindari biaya portal.

Seperti yang diungkap salah satu warga setempat di media sosial faceebook dengan nama akun Made Kadir.

Dia mempertanyakan hampir tiap hari 50 sampai 100 truk pasir lalu lalang di jalan tersebut. “Semua masyarakat di lingkungan sekitar bertanya.

Dan, tidak ada hak melarang karena jalan itu dibuat untuk akses. Tapi, ada kejanggalan kenapa sekarang ini banyak truk yang lewat di jalan Surya Indah dan Ksatrya,” tulisnya di kolom komentar salah satu postingan. 

Terkait hal ini, Perbekel Desa Rendang I Nengah Kariasa tidak tahu menahu apakah melintasnya puluhan truk pengangkut pasir ini untuk menghindari pengeluaran biaya portal.

“Kami tidak tahu menahu soal apa penyebabnya. Yang jelas kami hanya menyampaikan keluhan masyarakat karena masyarakat mengeluhkan di Jalan Ksatrya dan Surya Indah

sering dilewati truk pasir dalam jumlah banyak. Masyarakat kami juga tidak mempertanyakan penyebabnya. Hanya mengeluhkan kenapa banyak truk pasir melintas di dua jalan itu,” ujar Nengah Kariasa.

Kondisi ini, lanjut Kariasa, terjadi sudah sejak sebulan lalu. Sebenarnya, warga tidak merasa keberatan apabila akses jalan berstatus kabupaten itu digunakan perlintasan truk pasir kalau hanya suatu waktu saja.

Namun, keluhan masyarakat muncul ketika kedua jalan itu dilintasi setiap hari dan dalam jumlah banyak.

“Kalau misalnya ketika ada upacara, pengalihan arus lalulintas itu tidak masalah. Karena tidak setiap hari. Tetapi kalau setiap hari, masyarakat mengeluh juga,” bebernya.

Kekhawatiran masyarakat kata dia, karena untuk dua jalan itu seperti di Jalan Ksatrya ada beberapa jalan yang sudah jebol dan rusak.

Sementara akses jalan di Surya Indah tidak diperuntukkan untuk kendaraan truk. “Itu merupakan akses jalan ke setra.

Kalau terus menerus dipakai akan semakin rusak, terlebih ketika dilewati kendaraan dengan tonase yang berat,” kata Kariasa.

Pemerintah Desa Rendang telah memberikan pengertian kepada para sopir truk pasir ini agar tidak melintasi kedua jalan tersebut lagi. Karena hal tersebut merupakan keluhan masyarakat.

“Tapi, ada juga supir-supir truk pasir yang merasa tersinggung ketika diperingatkan. Di wilayah jalan itu kan juga ada supir truk pasir,

justru mereka yang dianggap melaporkan. Padahal tidak. Ini murni keluhan masyarakat. Kadang sampai lima truk beruntun,” terang Kariasa.

Pihaknya pun telah menyampaikan keluhan ini kepada OPD terkait termasuk Sekda Karangasem. Dia berharap supir bisa mengerti terkait keluhan warganya ini.

“Kalau memang jalan itu dipakai perlintasan truk pasir, ya silakan infrastruktur jalan ditingkatkan yang memang diperuntukkan bagi kendaraan dengan tonase berat.

Karena kalau kondisi jalan rusak warga kami yang mendapat masalah. Misalnya ketika akan menggotong mayat ke kuburan karena jalan itu merupakan akses ke setra,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/