DENPASAR – Jika seandainya Liga 1 2021 atau turnamen pra-musim digulirkan kembali, jangan harap suporter bisa menyaksikan pertandingan dengan beramai-ramai alias nonton bareng (mobar) di kafe atau di tempat umum lainnya.
Nobar bisa saja masuk sebagai sebuah larangan di lagu-lagu milik Bang Haji Rhoma Irama setelah judi, mirasantika, dan begadang.
Hanya candaan dan jangan dianggap serius. Tapi, nobar memang dilarang setelah rapat koordinasi antara PSSI, Menpora, PT LIB, Mabes Polri, Satgas Covid-19 Nasional, BNPB, dan KONI Pusat, Rabu lalu (10/2).
Akan diberikan sanksi tegas jika ada yang nekat menggelar nobar. Imbauannya sudah jelas, mebalih sepak bola di jumah dogen (nonton sepak bola cukup di rumah saja).
Bisa dengan keluarga, teman, pacar, gebetan, istri, atau sejenisnya.
Jika pihak kepolisian mendengar ada laporan mengenai nobar yang dilakukan, maka izin Liga 1 bisa saja direvisi kembali.
Hal tersebut menurut pernyatan dari Ketum PSSI Moch Iriawan alias Iwan Bule saat konferensi pers di Loby gedung kemenpora.
Lalu bagaimana tanggapan suporter? Tampakny suporter akan menuruti keinginan dari hasil rapat tersebut.
Termasuk tidak diperbolehkan datang ke stadion jika klub kebanggaannya bertanding karena memang tidak ada izin untuk suporter bisa menyaksikan secara langsung pertandingan di stadion.
Dukungan ini disampaikan oleh Ketua Semeton Dewata Buldog, Ketut Subudi. “Untuk tidak boleh ada penonton di stadion dan menggelar nobar, sementara ini dari suporter menanggapinya dengan positif,” terangnya.
“Bagi kami yang terpenting adalah bagaimana liga bisa bergulir kembali dan ada hiburan untuk masyarakat umum walaupun
hanya sebatas menyaksikan klub kebanggaan kami, Bali United hanya dari layar kaca saja,” tambah pria yang asal Gitgit, Buleleng tersebut.
Ketut Budi sudah memakluminya, sekarang bagaimana dengan suporter lain? Dia dan pengurus Semeton Dewata Buldog lainnya akan memberikan imbauan kepada suporter lain untuk tidak mengadakan nobar terlebih dahulu.
Namun jika situasi pandemi sudah berangsur-angsur membaik, dia tentu akan mempertimbangkan untuk menggelar nobar.
Tapi dengan syarat pihak kepolisian, PSSI, PT LIB, dan pemegang kebijakan lainnya memberikan lampu hijau untuk mengadakan nobar.
Maklum, nobar menjadi salah satu hal yang juga sangat dirindukan suporter. Ketika nobar, suporter bisa temu kangen dan mendukung tim kebanggaan berlaga terutama ketika menjalani laga tandang.
Disamping itu kafe atau tempat komersial lainnya bisa memutar kembali roda perekonomian karena tidak mungkin saat nobar hanya sekadar menonton dan tidak membeli makanan atau minuman.
“Ya mungkin untuk awal, kami tidak mengadakan nobar. Kami akan beritahu teman-teman di Semeton Dewata lain sembari melihat perkembangan pandemi ini.
Kalau memang sudah membaik, kami lihat seperti apa kedepannya. Sementara ini, kami ikuti dulu aturan dari PSSI karena ini kan bagian dari pencegahan penyebaran Covid-19,” tutupnya.