DENPASAR – Kasus pembunuhan terhadap Dwi Farica Lestari yang tewas di tangan pria yang mengencaninya menjadi salah satu kasus kriminal menonjol di Denpasar. Wanita yang juga seorang janda itu dibunuh oleh Wahyu Dwi Setiawan di salah satu kamar home stay di Panjer, Denpasar Selatan pada Sabtu (16/1) lalu.
Pembunuhan itu bermula dari komunikasi keduanya di aplikasi Mi-chat. Korban menjual jasa kencan melalui aplikasi tersebut. Dan Mi-Chat memang kerap dijadikan media pemasaran dalam prostitusi online.
Setelah keduanya berkomunikasi melalui Mi-Chat, akhirnya Wahyu Dwi Setyawan medatangi home stay tempat Dwi Farica menginap hingga pembunuhan itu terjadi.
Sebelum kejadian ini, juga ada salah satu cewek Mi-Chat yang diperas seorang oknum polisi dari Polda Bali. Kasus ini dilaporkan ke Polda Bali.
Terjadinya pembunuhan dengan latar belakang prostitusi online ini, maupun laporan pemerasan oleh oknum polisi kepada perempuan yang menggelar jasa prostitusi online ini seperti membuka mata masyarakat banyak. Saat ini jasa prostitusi online begitu marak di Denpasar.
Direskrimum Polda Bali, Kombes Pol Djuhandhani Rahardjo Puro mengatakan akan menindaklanjuti hal itu. Pihaknya berjanji akan mengungkap sedikit demi sedikit terkait aktivitas prostitusi online di Bali. Alias akan menyapu prostitusi yang menjadi salah satu penyakit masyarakat ini.
“Kami akan mengungkap bagaimana itu prostitusi online dan meresahkan masyarakat,” katanya di Polda Bali, Senin (15/2).
Lantas apakah porstitusi online sudah tergolong marak di Bali? Perwira dengan tiga melati di pundak ini tidak mengungkap secara gamblang. Namun dikatakannya bahwa praktik itu sudah ada sejak lama.
“Sejak dulu sudah ada,” ujarnya.
Lanjutnya, di mana sejumlah wanita menggunakan sejumlah fasilitas yang ada di Bali. Melalui media sosial mereka kemudian menjajakan dirinya.
“Dia menggunakan fasilitas yang ada di Bali. Dengan sejumlah media online yang ada,” tandasnya.
Sebelumnya, Dwi Farica Lestari dibunuh usai kencan dengan pria bernama Wahyu Dwi Setiawan. Perkenalan keduanya bermula dari aplikasi MiChat. Setelah sepakat untuk bertransaksi seks, keduanya akhirnya bertemu di kamar home stay korban di Panjer, Denpasar Selatan. Nahas bagi korban, usai berhubungan badan, masih dalam kondisi telanjang, dia lalu dibunuh oleh pelaku. Pembunuhan itu dilakukan dengan cara yang keji. Sejumlah luka tusukan bersarang pada lehernya. Hingga akhirnya dia tewas bersimbah darah dalam kondisi bugil.