31.6 C
Jakarta
20 November 2024, 11:30 AM WIB

BNPB: Tolong Jangan Ada Lagi yang Naik Puncak Gunung, Masih Bahaya

RadarBali.com – Warga melakukan ritual saat gunung dalam kondisi bahaya tidak hanya di Gunung Agung.

Di Gunung Kelud dan Gunung Bromo juga pernah terjadi. Meski sudah diingatkan berkali-kali, warga tetap nekat naik ke puncak dengan tujuan beribadah.

Khusus di Gunung Agung, sebelumnya ada beberapa orang yang nekat naik ke puncak sembari merekam kondisi kawah.

Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengakui tidak bisa melarang meski warga menerobos zona bahaya yang sudah ditetapkan.

“Sebenarnya melanggar, tidak boleh naik. Tapi, warga tetap nekat naik ke Gunung Agung. Jadi, imbauan kami mohon tidak ada lagi yang naik karena masih aktif,” tukasnya.

Informasi yang dirangkum koran ini, warga yang naik ke puncak berasal dari sejumlah desa di sekitar Gunung Agung. Seperti Desa Selat dan Sebudi.

Terpisah, salah seorang warga Desa Sogra, Wayan Warsa kepada Jawa Pos Radar Bali mengaku melihat rombongan orang naik ke puncak.

Rombongan tersebut menggelar ritual pakelem di puncak Gunung Agung dengan membawa berbagai perlengkapan ritual.

Ritual pakelem merupakan wujud bakti pada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan. “Binatang yang dibawa saya lihat salah satunya kerbau. Mereka berangkat malam-malam, pukul 02.00 lewat Pura Pasar Agung,” tutur Warsa

RadarBali.com – Warga melakukan ritual saat gunung dalam kondisi bahaya tidak hanya di Gunung Agung.

Di Gunung Kelud dan Gunung Bromo juga pernah terjadi. Meski sudah diingatkan berkali-kali, warga tetap nekat naik ke puncak dengan tujuan beribadah.

Khusus di Gunung Agung, sebelumnya ada beberapa orang yang nekat naik ke puncak sembari merekam kondisi kawah.

Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengakui tidak bisa melarang meski warga menerobos zona bahaya yang sudah ditetapkan.

“Sebenarnya melanggar, tidak boleh naik. Tapi, warga tetap nekat naik ke Gunung Agung. Jadi, imbauan kami mohon tidak ada lagi yang naik karena masih aktif,” tukasnya.

Informasi yang dirangkum koran ini, warga yang naik ke puncak berasal dari sejumlah desa di sekitar Gunung Agung. Seperti Desa Selat dan Sebudi.

Terpisah, salah seorang warga Desa Sogra, Wayan Warsa kepada Jawa Pos Radar Bali mengaku melihat rombongan orang naik ke puncak.

Rombongan tersebut menggelar ritual pakelem di puncak Gunung Agung dengan membawa berbagai perlengkapan ritual.

Ritual pakelem merupakan wujud bakti pada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan. “Binatang yang dibawa saya lihat salah satunya kerbau. Mereka berangkat malam-malam, pukul 02.00 lewat Pura Pasar Agung,” tutur Warsa

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/