33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 14:09 PM WIB

Duh, Pendapatan Parkir Jeblok, Bappeda Gianyar Rancang Parkir Per Jam

GIANYAR – Pendapatan parkir di Kabupaten Gianyar tidak melampaui target. Pada tahun 2020, pendapatan yang ditarget Rp 3 miliar, hanya tercapai Rp 2,3 miliar.

Penurunan terjadi akibat pembatasan kegiatan masyarakat. Pemerintah pun sedang merancang parkir per jam.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Gianyar, Wayan Suamba, membenarkan penurunan pendapatan parkir tersebut.

“Sangat menurun. Karena kegiatan masyarakat terbatas,” ujar Wayan Suamba. Selain itu, proyek pasar juga mempengaruhi pemasukan parkir.

Proyek pasar seni Sukawati, pada 2020, sedang proses pembangunan. Meski sudah rampung pada 2021 ini, namun para pedagang belum pindah ke pasar seni yang baru.

Proyek susulan juga terjadi di pasar umum Sukawati. Proyek pasar juga ada di pasar umum Gianyar.

“Adanya perbaikan pasar Sukawati dan Pasar Gianyar. Sementara di pasar relokasi (di Samplangan, red) orang ke pasar tidak begitu ramai. Akumulasi covid jadinya menurun,” terangnya.

Dengan situasi tersebut, pada 2020, pendapatan parkir turun dari target yang ditetapkan. “Parkir 2020, target Rp 3 miliar. Terealisasi Rp 2,3 miliar. Sebesar 77,61 persen,” bebernya.

Meski tahun lalu target tidak terlampaui, namun pada 2021 ini, target parkir dipasang tambah naik, yakni Rp 4 miliar.

“Target Rp 4 miliar. Sampai Januari 2021 terealisasi Rp 155.680.000. Sebesar 3,90 persen,” terangnya.

Ditanya pemenuhan target di tahun 2021, Suamba mengaku pesimis. “Pesimis,” sahutnya.

Berdasar data Dinas Perhubungan, jumlah parkir di Gianyar sebanyak 48 titik tersebar di seluruh Kecamatan di Gianyar.

Di Kecamatan Payangan sebanyak 1 titik; Tegallalang sebanyak 3 titik; Blahbatuh 10 titi; Ubud 5 titik; Sukawati 13 titik; dan Kecamatan Gianyar sebanyak 13 titik tempat parkir.

“Petugas parkir sebanyak 239 orang,” ungkapnya. Di bagian lain, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gianyar, Widarma Suharta, mengaku sedang merumuskan parkir per jam.

Rencana itu muncul karena Gianyar sudah punya basement parkir di sejumlah tempat.

Yakni di pasar seni Sukawati blok A dan B. Juga di RSUD Sanjiwani Gianyar. “Di pasar seni sudah diserahkan. Tinggal kami menyusun regulasinya untuk parkir,” jelasnya.

Widarma merinci, parkir per jam ini akan menghitung waktu kendaraan berada di lokasi parkir. “Misalnya, sekian jam parkir, sekian kena. Di Gianyar belum ada. Dengan itu nambah PAD,” terangnya.

Untuk lahan parkir baru, pihaknya punya basement di pasar seni Sukawati, yakni di basement blok A dan B. Pasar seni sudah rampung, dan sudah diserahkan ke Gianyar. Juga sudah memiliki basement parkir RSUD Sanjiwani.

Dan, yang sedang berjalan ada pembangunan basement parkir pasar umum Gianyar dan pasar umum Sukawati.

Untuk potensi parkir dengan sistem per jam ini pihaknya bisa menggantikan pendapatan dari sektor pariwisata yang sedang lesu.

“Ini salah satu caranya kami menaikkan pendapatan. Kalau di sektor pariwisata belum menjamin karena situasinya begini.

Langkah kami, optimalkan sumber PAD (Pendapatan Asli Daerah, red) yang memang muncul di saat situasi pandemi,” terangnya.

Pihaknya belum bisa memastikan apakah potensi parkir ini bisa menggantikan pendapatan dari sektor pariwisata.

“Berapa persen pengaruhnya, kami masih hitung. Berapa jam ngetem, per jam kena berapa. Sekarang sedang susun. Semakin cepat diterapkan kan semakin bantu PAD. Sambil tunggu situasi,” pungkasnya. 

GIANYAR – Pendapatan parkir di Kabupaten Gianyar tidak melampaui target. Pada tahun 2020, pendapatan yang ditarget Rp 3 miliar, hanya tercapai Rp 2,3 miliar.

Penurunan terjadi akibat pembatasan kegiatan masyarakat. Pemerintah pun sedang merancang parkir per jam.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Gianyar, Wayan Suamba, membenarkan penurunan pendapatan parkir tersebut.

“Sangat menurun. Karena kegiatan masyarakat terbatas,” ujar Wayan Suamba. Selain itu, proyek pasar juga mempengaruhi pemasukan parkir.

Proyek pasar seni Sukawati, pada 2020, sedang proses pembangunan. Meski sudah rampung pada 2021 ini, namun para pedagang belum pindah ke pasar seni yang baru.

Proyek susulan juga terjadi di pasar umum Sukawati. Proyek pasar juga ada di pasar umum Gianyar.

“Adanya perbaikan pasar Sukawati dan Pasar Gianyar. Sementara di pasar relokasi (di Samplangan, red) orang ke pasar tidak begitu ramai. Akumulasi covid jadinya menurun,” terangnya.

Dengan situasi tersebut, pada 2020, pendapatan parkir turun dari target yang ditetapkan. “Parkir 2020, target Rp 3 miliar. Terealisasi Rp 2,3 miliar. Sebesar 77,61 persen,” bebernya.

Meski tahun lalu target tidak terlampaui, namun pada 2021 ini, target parkir dipasang tambah naik, yakni Rp 4 miliar.

“Target Rp 4 miliar. Sampai Januari 2021 terealisasi Rp 155.680.000. Sebesar 3,90 persen,” terangnya.

Ditanya pemenuhan target di tahun 2021, Suamba mengaku pesimis. “Pesimis,” sahutnya.

Berdasar data Dinas Perhubungan, jumlah parkir di Gianyar sebanyak 48 titik tersebar di seluruh Kecamatan di Gianyar.

Di Kecamatan Payangan sebanyak 1 titik; Tegallalang sebanyak 3 titik; Blahbatuh 10 titi; Ubud 5 titik; Sukawati 13 titik; dan Kecamatan Gianyar sebanyak 13 titik tempat parkir.

“Petugas parkir sebanyak 239 orang,” ungkapnya. Di bagian lain, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gianyar, Widarma Suharta, mengaku sedang merumuskan parkir per jam.

Rencana itu muncul karena Gianyar sudah punya basement parkir di sejumlah tempat.

Yakni di pasar seni Sukawati blok A dan B. Juga di RSUD Sanjiwani Gianyar. “Di pasar seni sudah diserahkan. Tinggal kami menyusun regulasinya untuk parkir,” jelasnya.

Widarma merinci, parkir per jam ini akan menghitung waktu kendaraan berada di lokasi parkir. “Misalnya, sekian jam parkir, sekian kena. Di Gianyar belum ada. Dengan itu nambah PAD,” terangnya.

Untuk lahan parkir baru, pihaknya punya basement di pasar seni Sukawati, yakni di basement blok A dan B. Pasar seni sudah rampung, dan sudah diserahkan ke Gianyar. Juga sudah memiliki basement parkir RSUD Sanjiwani.

Dan, yang sedang berjalan ada pembangunan basement parkir pasar umum Gianyar dan pasar umum Sukawati.

Untuk potensi parkir dengan sistem per jam ini pihaknya bisa menggantikan pendapatan dari sektor pariwisata yang sedang lesu.

“Ini salah satu caranya kami menaikkan pendapatan. Kalau di sektor pariwisata belum menjamin karena situasinya begini.

Langkah kami, optimalkan sumber PAD (Pendapatan Asli Daerah, red) yang memang muncul di saat situasi pandemi,” terangnya.

Pihaknya belum bisa memastikan apakah potensi parkir ini bisa menggantikan pendapatan dari sektor pariwisata.

“Berapa persen pengaruhnya, kami masih hitung. Berapa jam ngetem, per jam kena berapa. Sekarang sedang susun. Semakin cepat diterapkan kan semakin bantu PAD. Sambil tunggu situasi,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/