DENPASAR – Demokrat tengah diterpa gonjang – ganjing pasca pemecetan tujuh kader senior partai berlambang mercy ini.
Isu Kongres Luar Biasa (KLB) untuk mendesak pencopotan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pun menyeruak.
Namun yang pasti, Demokrat Bali memutuskan tidak mendukung KLB yang disebut illegal itu. Mereka komit berada di belakang AHY.
Kader senior Demokrat Bali, Putu Suasta menyatakan, isu KLB ini sengaja dilakukan karena melihat elektabilitas Demokrat melejit.
Berdasar hasil survei Indometer menunjukkan elektabilitas Partai Demokrat melonjak yang menempatkan partai politik ini di urutan keempat setelah PDI Perjuangan, Partai Gerindra, dan Partai Golkar.
Di satu sisi Demokrat sebagai partai oposisi dan berkaitan pemilu 2024 mendatang. Suasta menyatakan,
KLB akan sulit dilakukan karena banyak syarat antara lain menyatukan 514 DPC minimal setengah, dan harus ada persetujuan majelis tinggi yaitu SBY.
” Elektabilitas mulai naik lihat posisi itu berapa 12 persen karena situasi begini dia naik meningkat digempur itu di samping situasi Demokrat biar tidak galak karena sebagai oposisi,” ucapnya.
Disinggung apakah orang luar atau dalam partai, menurutnya, kalau orang dalam tidak mungkin karena sangat menghormati sosok SBY sebagai pendiri.
Diungkapkan, isu KLB bisa saja berasal dari faktor luar. ” Faktor luar banyak main. Mereka pakai model PKB, Hanura kayak Berkarya maupun Golkar. Pertarungan Jokowi sudah dua periode. Jadi waspada,” terangnya.