DENPASAR – Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan pihaknya bersama seluruh jajaran dan Satgas Penanganan Covid-19 melaksanakan penanganan yang lebih fokus dan intensif lagi guna mengatasi pandemi.
“Tren semakin baik dan angka positif sudah semakin menurun, meskipun masih di angka tiga digit. Namun tingkat kesembuhan sudah sangat baik di angka 91 persen, setelah sebelumnya sempat menyentuh angka 80 persen,” jelas Koster.
Dia mengatakan, saat ini lebih fokus pada penangan Covid-19 di kawasan Kota Denpasar dan Kabupaten Badung yang masih menjadi penyumbang kasus tertinggi di Bali.
“Sementara untuk vaksinasi, kita juga kebut terus dan kini provinsi Bali jadi yang tertinggi untuk angka persentase pemberian vaksin. Di mana kami juga memprioritaskan para pelaku pariwisata selain Nakes (tenaga kesehatan, red). Ini akan menciptakan optimisme bagi Bali, memberi harapan bagi kami dan masyarakat,” imbuhnya saat dialog interaktif di Jayasabha kemarin (1/3).
Pandemi tersebut terjadi pada lebih dari 200 negara dan dalam jangka waktu yang panjang. Terlebih setelah libur panjang Natal dan Tahun Baru 2021, terjdi lonjakan angka positif yang cukup tinggi, meskipun kini sudah berangsur membaik.
“Pariwisata khususnya mancanegara di Bali otomatis berhenti karena ada peraturan dari Menkumham yang menghentikan penerbangan mancanegara, sehingga wisman memang belum bisa berkunjung ke Bali dan ke Indonesia secara umum,” terangnya.
Diketakan, penambahan kasus Covid-19 juga memberikan dampak langsung pada kunjungan khususnya wisdom. “Sempat menyentuh angka lebih dari lima ribu orang, sekarang jumlahnya antara 2000-3000 orang per hari yang artinya menurun sejak kenaikan kasus signifikan pada Januari lalu,” tambah Pria kelahiran Desa Sembiran, Kabupaten Buleleng ini.
Dampak secara general juga sudah sangat tampak dalam industri pariwisata Bali terutama yang terlihat dari kosongnya jumlah hunian hotel dan minimnya pengunjung di restoran dan fasilitas pendukung pariwisata lainnya. Begitupun dengan sektor lain, seperti pertanian dan kerajinan rakyat yang tidak bisa terserap maksimal akibat lesunya industri pariwisata.
“Dan saya kira baru pertama kali dalam sejarah pertumbuhan ekonomi Bali mengalami kontraksi hingga minus 12 persen yang adalah terendah se-Indonesia. Ini suka duka kami sebagai daerah pariwisata,” ujarnya.
Politikus PDI perjuangan Bali ini menekankan bahwa tidak ada cara lain untuk mengembalikan kunjungan wisatawan selain mengendalikan terlebih dahulu kenaikan kasus positif harian di Bali. “Tidak ada pilihan lain, sudah saya tegaskan kepada bupati/walikota se-Bali. Ayo serius dan ambil langkah, jangan banyak istirahat dalam menangani Covid-19. Kalau kita jaga momentum penurunan kasus untuk seminggu ke depan, saya yakin kepercayaan masyarakat luar dan wisatawan domestik akan meningkat dengan sendiri tanpa diundang,” ucapnya optimis.
Terlebih kampanye program vaksinasi antara Kementerian Kesehatan , Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif bersama salah satu jasa transportasi berbasis online di Pulau Dewata menjadi poin tersendiri untuk Bali.
“Ini menunjukkan pula bahwa Bali ini ditangani sangat serius dan mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat,” ungkapnya.
Bali disebutnya sudah mempersiapkan segala infrastruktur dan SDM untuk secepatnya menyelesaikan program vaksinasi sembari menunggu kedatangan vaksin yang dikirim secara bertahap.
“Kalau (vaksinasi, red) ini sudah selesai dilakukan, maka saya kira rangsangan, motivasi masyarakat luar untuk datang ke Bali akan terus meningkat,” ujarnya sambil mengatakan dari laporan dan kajian bahwa kerinduan para wisatawan akan Bali sudah demikian tinggi hanya saja situasi yang belum memungkinakan untuk membuka pintu pariwisata internasional.