RadarBali.com – Pejabat publik terlibat narkoba semakin banyak terungkap. Kali ini malah diduga sebagai tempat pesta narkoba.
Rumah milik Wakil Ketua DPRD Bali dari Partai Gerindra berinisial JGKS, atau akrab disapa JJ digerebek Satuan Reserse Narkoba Polresta Denpasar
di Jalan Batanta Nomor 70, Banjar Seblanga, Dauh Puri Kauh, Denpasar Barat, Sabtu (4/11) dinihari sekitar pukul 01.00.
Sayang, pemilik rumah yang diduga sebagai bandar narkoba di Denpasar ini berhasil kabur dan kini dalam kejaran polisi.
Menurut informasi, penggerebekan ini berawal ketika ditangkapnya seorang pengedar sabu-sabu bernama Gede Juli Antara, 21, di Jalan Batanta, tepatnya sebelum jembatan, Jumat (3/11) sekitar pukul 23.00.
Dari tangan pria asal Abiansemal, Badung ini ditemukan satu paket dan hasil pengembangan diketahui bahwa sabu didapat dari seseorang yang dikenal dengan nama Dandi yang tinggal di rumah itu.
Tim kemudian mendatangi rumah mewah berlantai dua milik politisi ini lalu melakukan penggerebekan di 11 kamar.
Di empat kamar ditemukan sejumlah barang bukti. Di kamar milik Dandi terdapat empat orang yang sedang pesta sabu.
Mereka adalah I Kadek Dandy Suardika, Dwi Rahayu, Bagus Arya Wijaya, dan Gede Hera Kusuma Putra. Di kamar Wayan Sandi pun ditemukan sejumlah BB.
Sedangkan di kamar Rahman ada seorang pelaku wanita bernama Sumiati dan ditemukan puluhan paket sabu.
Sedangkan di kamar nomor 2, terdapat beberapa orang di dalam kamar yang usai pesta sabu. Mereka bernama, I Putu Didik Setiawan, Putu Tresna, Wayan Sukadana, Ketut Narmadagiri, dan Rahman.
Dari hasil penggeledahan, sabu yang ditemukan diamankan dalam satu tas hitam di dalamnya berisi The Best Fragranses yang di dalamnya
lagi ditemukan tiga paket sabu, satu kotak plastik di dalamnya berisi 1 paket kristal bening diduga sabu, dan Kartu Tanda Anggota Partai Gerindra atas nama JGKS.
“Jumlah paket sabu yang diamankan berjumlah 31 paket. Katanya semua milik oknum politisi yang pernah dikabarkan positif narkoba berdasar
hasil tes urine pihak BNN Provinsi Bali,” ungkap sumber petugas yang mewanti-wanti namanya dirahasiakan saat ditemui di TKP, kemarin.
Selain itu, di dalam sebuah peti kayu terdapat satu buah senpi Baretta, dua buah airsoft gun, 5 (lima) buah tabung gas softgun, satu buah sajam yang berupa senjata api,
satu buah sajam berbentuk tongkat, lima butir peluru airsoft gun ditemukan di lantai samping ranjang, satu buah pisau komando, lima kotak peluru senapan angin, dan tiga sajam ditemukan di dalam laci televisi.
“Ini diduga milik JJ karena ditemukan di dalam kamarnya,” tambah sumber ini. Tambahnya, barang bukti lain yang ditemukan di empat kamar itu di antaranya puluhan bong, balasan korek api gas,
ratusan plastik klip kosong, puluhan sendok dan pipet, balasan juta uang tunai hasil penjualan sabu, belasan HP, dan buku catatan penjualan narkoba.
“Kalau nggak salah istri JJ ada tiga orang. playboy memang dia,” canda sumber lain.
Pantauan Jawa Pos Radar Bali di TKP, menyebutkan bahwa rumah tersebut dikepung polisi. Dari yang berpakaian dinas lengkap, sampai yang berpakaian preman.
Para anggota berpencar di sekeliling rumah warga mencari tahu terkait indikasi kaburnya JJ. “Info yang kami dapat, saat digerebek dia ada di rumah.
Setelah cek di kamar, dia ngak ada diduga kabur lewat jendela lantai dua. Ia lompat ke halaman rumah orang. Buktinya jendela kamar dalam keadaan terbuka, dan ada seutas tali,” bisik sumber petugas sembari menunjukkan kamar korban yang masih tergantung tali panjangnya 2 meter itu.
Tali yang tergantung, itu sebut sumber dari kamar yang ada di lantai dua. “Infonya dia berhasil kabur ke rumah sang istri berinisial DW yang diduga pemasok sabu juga.
Nah, salah satu istri memiliki rumah di Buleleng makanya kami sudah perintahkan anggota untuk ke sana,” terang sumber petugas lain.
Kapolresta Denpasar Kombespol Hadi Purnomo membenarkan bahwa rumah tersebut milik oknum anggota DPRD Provinsi Bali berinisial JGKS.
Saat dilakukan penggerebekan sebanyak 37 orang diamankan. Enam orang sudah dijadikan tersangka dan 31 orang dijadikan saksi.
“Kami akan kembangkan keterangan saksi dan cek urine saksi-saksi.Jadi tidak menutup kemungkinan ada tersangka lain,” ungkap Kombes Hadi.