26 C
Jakarta
21 September 2024, 1:34 AM WIB

Serba-serbi Jokowi ke Bali, Soal Endek hingga Koneksi Internet Putus

DENPASAR – Berbagai tanggapan dan sorotan muncul terkait kedatangan Presiden Joko Widodo saat melakukan peninjauan vaksinasi ke Bali pada Selasa kemarin (17/3). Berbagai sorotan dimulai dari hal yang kecil hingga hal yang besar dilakukan oleh para netizien.

 

 

Hal kecil misalnya, pada Selasa kemarin merupakan hari di mana diimbau untuk menggunakan pakaian endek oleh Gubenur Bali Wayan Koster. Namun Presiden Jokowi menggunakan baju putih berlengan Panjang yang menjadi citranya selama ini.

 

“Kok nggak dimarahin, ya, Pak Jokowi sama Pak Koster karena pakai baju putih,” ujar salah seorang netizen sambil mengeluarkan emot tawa.

 

Berikutnya yang menjadi perhatian publik adalah meninggalnya anggota polisi Aiptu Anak Agung Gede Putra, 54, anggota Polsek Ubud, Gianyar, yang meninggal dunia saat bertugas mengamankan kunjungan Jokowi. Aiptu Gede Putra tiba-tiba pingsan diduga terkena serangan jantung saat bertugas di Pos Polisi Catus Pata, Ubud, beberapa puluhan meter dari lokasi kunjungan Jokowi ke Puri Ubud.

Begitu juga terkait kasus positif yang menurun. Menurut para netizien, sudah menjadi hal biasa ketika para pejabat tinggi datang ke Bali. Dulu misalnya, ketika pejabat tinggi negara datang ke Bali, baliho penolakan reklamasi Teluk Benoa juga “dihabisi” oleh oknum yang tak dikenal. Pun demikian dengan kasus positif, dugaannya bisa saja sengaja diturunkan.

 

Meski berbagai sorotan muncul, kedatangan Presiden Jokowi dengan tiga hal penting yang disampaikan di hadapan Bupati/ Walikota Se-Bali secara virtual juga patut disoroti. Yakni pertama, bersyukur bahwa proses vaksinasi sudah dimulai secara bersamaan di Provinsi Bali dan seluruh Kabupaten/ Kota. Sehingga diharapkan dengan semakin banyaknya masyarakat yang di vaksinasi akan terjadi kekebalan komunal (herd immunity), kemudian laju penyebaran Covid bisa kita hambat dan bisa kita kurangi serta kita hilangkan. 

 

“Saya berterima kasih ke Pak Gubernur, Wagub, dan Bupati/ Walikota yang tidak kenal lelah, selalu mengingatkan kepada masyarakat, agar selalu menjaga protokol kesehatan secara ketat, sehingga laju penyebaran Covid bisa berkurang di Bali,” ujar Jokowi.

 

Kedua, Presiden Jokowi menyatakan apabila penyebaran Covidnya sudah landai, menurun dan menghilang, maka nanti Provinsi, Kabupaten/Kota maupun nanti dari Pusat akan dimulai satu persatu pembukaan ekonomi, khususnya di sektor pariwisata.

 

Ketiga, sampai saat ini masih dibutuhkan sejumlah tahapan untuk mencapai situasi normal, sehingga kita harapkan semuanya tetap masih pada posisi waspada. “Saya berharap dengan program vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan yang sudah berlangsung, maka situasi segera normal dan pariwisata di Bali kembali pulih,” tegasnya.

 

Pada acara virtual tersebut, Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara dari Gedung Dharma Negara Alaya, Lumintang Denpasar di hadapan Presiden Jokowi melaporkan bahwa sasaran vaksinasi massal hari ini ditujukan kepada Tokoh Agama, Tokoh Budayawan, dan Tokoh Seniman. 

 

 

“Sedangkan pada setiap harinya, kami juga melakukan pelayanan vaksinasi di 40 pusat pelayanan kesehatan yang tersebar di Kota Denpasar, ada Puskesmas, Rumah Sakit Swasta, hingga Klinik yang melayani vaksinasi,” ujarnya seraya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Presiden, karena Sanur telah ditetapkan menjadi zona hijau. 

 

“Sehingga kami akan menyasar 35 ribu yang harus divaksin, yaitu sekitar 27 ribu dari unsur masyarakat dan 8 ribu para petugas hotel atau pekerja yang ada di Sanur,” sambungnya.

 

Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Bupati Badung, Ketut Suiasa yang menyampaikan terimakasih dihadapan Presiden Jokowi.

 

“Kami atas nama masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Badung menyampaikan terimakasih kasih kepada Bapak Presiden Jokowi yang telah berkontribusi memberikan vaksin ini, dan telah menetapkan Nusa Dua sebagai Zona Hijau,” pungkasnya.

 

Mendengar hal itu, Jokowi menegaskan bahwa pihaknya sedang berkonsentrasi di 3 zona hijau yang telah ditetapkan, yakni di Ubud, Sanur, dan Nusa Dua. 

 

Jokowi berharap ini menjadi kawasan hijau yang nantinya bisa dibuka penuh untuk turis, sehingga mereka merasa aman dan nyaman tinggal di Bali. “Kebangkitan sektor pariwisata di Provinsi Bali akan dimulai dan akan kita evaluasi setiap minggu bagaimana perkembangan yang ada di kawasan-kawasan ini (Ubud, Sanur, Nusa Dua, red) dan Bali pada umumnya. Kita berharap proses vaksinasi ini akan terus sampai mencapai target,” tutupnya.

 

Namun, sebelum Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara berbicara melalui teleconference itu, sebetulnya Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menjadi yang pertama berbicara kepada Jokowi. Saat Suwirta baru memberikan laporan soal kondisi kasus Covid-19, hingga proses vaksinasi, tiba-tiba sambungan internetnya putus.

 

“Terputus kelihatannya,” kata Jokowi saat sambungan teleconference dengan Suwirta putus.

DENPASAR – Berbagai tanggapan dan sorotan muncul terkait kedatangan Presiden Joko Widodo saat melakukan peninjauan vaksinasi ke Bali pada Selasa kemarin (17/3). Berbagai sorotan dimulai dari hal yang kecil hingga hal yang besar dilakukan oleh para netizien.

 

 

Hal kecil misalnya, pada Selasa kemarin merupakan hari di mana diimbau untuk menggunakan pakaian endek oleh Gubenur Bali Wayan Koster. Namun Presiden Jokowi menggunakan baju putih berlengan Panjang yang menjadi citranya selama ini.

 

“Kok nggak dimarahin, ya, Pak Jokowi sama Pak Koster karena pakai baju putih,” ujar salah seorang netizen sambil mengeluarkan emot tawa.

 

Berikutnya yang menjadi perhatian publik adalah meninggalnya anggota polisi Aiptu Anak Agung Gede Putra, 54, anggota Polsek Ubud, Gianyar, yang meninggal dunia saat bertugas mengamankan kunjungan Jokowi. Aiptu Gede Putra tiba-tiba pingsan diduga terkena serangan jantung saat bertugas di Pos Polisi Catus Pata, Ubud, beberapa puluhan meter dari lokasi kunjungan Jokowi ke Puri Ubud.

Begitu juga terkait kasus positif yang menurun. Menurut para netizien, sudah menjadi hal biasa ketika para pejabat tinggi datang ke Bali. Dulu misalnya, ketika pejabat tinggi negara datang ke Bali, baliho penolakan reklamasi Teluk Benoa juga “dihabisi” oleh oknum yang tak dikenal. Pun demikian dengan kasus positif, dugaannya bisa saja sengaja diturunkan.

 

Meski berbagai sorotan muncul, kedatangan Presiden Jokowi dengan tiga hal penting yang disampaikan di hadapan Bupati/ Walikota Se-Bali secara virtual juga patut disoroti. Yakni pertama, bersyukur bahwa proses vaksinasi sudah dimulai secara bersamaan di Provinsi Bali dan seluruh Kabupaten/ Kota. Sehingga diharapkan dengan semakin banyaknya masyarakat yang di vaksinasi akan terjadi kekebalan komunal (herd immunity), kemudian laju penyebaran Covid bisa kita hambat dan bisa kita kurangi serta kita hilangkan. 

 

“Saya berterima kasih ke Pak Gubernur, Wagub, dan Bupati/ Walikota yang tidak kenal lelah, selalu mengingatkan kepada masyarakat, agar selalu menjaga protokol kesehatan secara ketat, sehingga laju penyebaran Covid bisa berkurang di Bali,” ujar Jokowi.

 

Kedua, Presiden Jokowi menyatakan apabila penyebaran Covidnya sudah landai, menurun dan menghilang, maka nanti Provinsi, Kabupaten/Kota maupun nanti dari Pusat akan dimulai satu persatu pembukaan ekonomi, khususnya di sektor pariwisata.

 

Ketiga, sampai saat ini masih dibutuhkan sejumlah tahapan untuk mencapai situasi normal, sehingga kita harapkan semuanya tetap masih pada posisi waspada. “Saya berharap dengan program vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan yang sudah berlangsung, maka situasi segera normal dan pariwisata di Bali kembali pulih,” tegasnya.

 

Pada acara virtual tersebut, Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara dari Gedung Dharma Negara Alaya, Lumintang Denpasar di hadapan Presiden Jokowi melaporkan bahwa sasaran vaksinasi massal hari ini ditujukan kepada Tokoh Agama, Tokoh Budayawan, dan Tokoh Seniman. 

 

 

“Sedangkan pada setiap harinya, kami juga melakukan pelayanan vaksinasi di 40 pusat pelayanan kesehatan yang tersebar di Kota Denpasar, ada Puskesmas, Rumah Sakit Swasta, hingga Klinik yang melayani vaksinasi,” ujarnya seraya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Presiden, karena Sanur telah ditetapkan menjadi zona hijau. 

 

“Sehingga kami akan menyasar 35 ribu yang harus divaksin, yaitu sekitar 27 ribu dari unsur masyarakat dan 8 ribu para petugas hotel atau pekerja yang ada di Sanur,” sambungnya.

 

Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Bupati Badung, Ketut Suiasa yang menyampaikan terimakasih dihadapan Presiden Jokowi.

 

“Kami atas nama masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Badung menyampaikan terimakasih kasih kepada Bapak Presiden Jokowi yang telah berkontribusi memberikan vaksin ini, dan telah menetapkan Nusa Dua sebagai Zona Hijau,” pungkasnya.

 

Mendengar hal itu, Jokowi menegaskan bahwa pihaknya sedang berkonsentrasi di 3 zona hijau yang telah ditetapkan, yakni di Ubud, Sanur, dan Nusa Dua. 

 

Jokowi berharap ini menjadi kawasan hijau yang nantinya bisa dibuka penuh untuk turis, sehingga mereka merasa aman dan nyaman tinggal di Bali. “Kebangkitan sektor pariwisata di Provinsi Bali akan dimulai dan akan kita evaluasi setiap minggu bagaimana perkembangan yang ada di kawasan-kawasan ini (Ubud, Sanur, Nusa Dua, red) dan Bali pada umumnya. Kita berharap proses vaksinasi ini akan terus sampai mencapai target,” tutupnya.

 

Namun, sebelum Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara berbicara melalui teleconference itu, sebetulnya Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menjadi yang pertama berbicara kepada Jokowi. Saat Suwirta baru memberikan laporan soal kondisi kasus Covid-19, hingga proses vaksinasi, tiba-tiba sambungan internetnya putus.

 

“Terputus kelihatannya,” kata Jokowi saat sambungan teleconference dengan Suwirta putus.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/