NEGARA– Seekor anjing rabies menerkam empat orang warga beberapa hari lalu di Banjar Pangkung Dedari, Desa Melaya, Jembrana.
Menurut informasi, anjing yang menggigit warga itu baru berumur 6 bulan. Kejadian ini berawal dari korban gigitan yang memisahkan anjingnya yang sedang berkelahi pada 3 Maret lalu. Saat dipisahkan tersebut, anjing menggigit istri pemilik anjing.
“Anjing menggigit keluarganya yang lain dan anak tetangganya,” kata Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana I Wayan Widarsa, didampingi Kasi Keswan I GNB Rai Mulyawan Surya Atmaja.
Menurutnya, setelah gigitan tersebut korban langsung mendapat vaksin anti-rabies di Puskesmas. Karena tidak ada tanda-tanda mengarah pada anjing rabies, dilakukan observasi selama 14 hari.
Dalam masa observasi, tepatnya pada hari kesembilan setelah gigitan, ternyata anjingnya mati, sehingga diputuskan untuk mengambil sampel anjing untuk diperiksa di laboratorium Denpasar. Dari hasil pemeriksaan di laboratorium, ternyata anjing itu positif rabies.
“Korban gigitan sudah divaksin,” tegasnya.
Dia menjelaskan, anjing rabies yang menggigit tersebut selama program vaksinasi belum mendapat vaksin. Karena itu, pihaknya mengimbau pada masyarakat agar vaksin anjingnya saat ada vaksinasi dan aktif mendatangi dokter hewan setempat untuk vaksin anjing atau hewan penular rabies lainnya.
NEGARA– Seekor anjing rabies menerkam empat orang warga beberapa hari lalu di Banjar Pangkung Dedari, Desa Melaya, Jembrana.
Menurut informasi, anjing yang menggigit warga itu baru berumur 6 bulan. Kejadian ini berawal dari korban gigitan yang memisahkan anjingnya yang sedang berkelahi pada 3 Maret lalu. Saat dipisahkan tersebut, anjing menggigit istri pemilik anjing.
“Anjing menggigit keluarganya yang lain dan anak tetangganya,” kata Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana I Wayan Widarsa, didampingi Kasi Keswan I GNB Rai Mulyawan Surya Atmaja.
Menurutnya, setelah gigitan tersebut korban langsung mendapat vaksin anti-rabies di Puskesmas. Karena tidak ada tanda-tanda mengarah pada anjing rabies, dilakukan observasi selama 14 hari.
Dalam masa observasi, tepatnya pada hari kesembilan setelah gigitan, ternyata anjingnya mati, sehingga diputuskan untuk mengambil sampel anjing untuk diperiksa di laboratorium Denpasar. Dari hasil pemeriksaan di laboratorium, ternyata anjing itu positif rabies.
“Korban gigitan sudah divaksin,” tegasnya.
Dia menjelaskan, anjing rabies yang menggigit tersebut selama program vaksinasi belum mendapat vaksin. Karena itu, pihaknya mengimbau pada masyarakat agar vaksin anjingnya saat ada vaksinasi dan aktif mendatangi dokter hewan setempat untuk vaksin anjing atau hewan penular rabies lainnya.