28.1 C
Jakarta
22 November 2024, 20:25 PM WIB

FK UNIZAR Gelar Kegiatan Bertajuk Penguatan Peran Dosen PA

MATARAM, Radar Bali – Saat ini, telah terjadi transformasi dalam pola pendidikan kedokteran di Era Teknologi 4.0, mahasiswa yang sangat dikenal dengan Generasi Z identik dengan penggunaan teknologi yang sangat masif. Sebagai satu-satunya institusi pendidikan kedokteran swasta di Nusa Tenggara Barat (NTB), Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar (FK UNIZAR) memiliki beberapa program unggulan. Salah satunya adalah peningkatan kualitas pelayanan pendidikan kepada mahasiswa kedokteran termasuk bimbingan akademik maupun non-akademik selama menempuh pendidikan kedokteran.

Kali ini, kegiatan pengembangan atau faculty development bagi para dosen kembali digelar untuk meningkatkan profesionalitas Dosen Pembimbing Akademik (DPA) melalui Kegiatan Workshop Bioetik dengan tema “Penguatan Peran Dosen Pembimbing Akademik”. Acara yang berlangsung satu hari ini bertempat di Ruang Teater UNIZAR yang dihadiri oleh 43 orang DPA. Ketua Panitia, Irwan Syuhada, S.Psi, M.Si menyampaikan bahwa kegiatan ini dilakukan agar para DPA dapat memberikan bimbingan dan layanan kepada mahasiswa yang lebih optimal sehingga dapat membantu mahasiswa dalam menentukan proses dan menyelesaikan pendidikan di FK UNIZAR.

Dekan FK UNIZAR, Dr. dr. H. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes memberikan sambutan sekaligus membuka acara secara resmi pelatihan ini. “Kegiatan ini sangat penting karena menyangkut masa depan anak-anak kita yang kelak akan menjadi dokter dengan nilai- nilai rahmatan lil alamiin. Dengan berdirinya Bioetik sebagai bagian Bidang I yaitu Bidang Pendidikan, Bioetik dan Kemahasiswaan, secara sadar kita telah menempatkan aspek non- akademik memiliki peran yang berpengaruh pada proses pendidikan mahasiswa kedokteran” Ungkap dr. Artha.

Lebih lanjut, dr. Artha memaparkan Bioetik FK Unizar terdiri dari 2 elemen utama yaitu bioetik akademik dan bioetik dosen, mahasiswa, dan karyawan (DMK). Bioetik akademik akan menjadi bagian antisipatif atau sifatnya preventif untuk menghasilkan profile bioetik mahasiswa dan klasifikasi identifikasi potensi masalah. Selanjutnya, Bioetik DMK berkaitan dengan penanganan masalah etik atau pelanggaran yang dilakukan oleh Dosen, Mahasiswa dan Karyawan. Bagian ini bersifat kuratif.

“Selain itu, sebagai langkah pertama implementasi bioetik adalah terintegrasinya bioetik ke dalam kurikulum, yang tertuang dalam Professional Personal Development. Saat ini telah bergeser trend bahwa dosen pasti benar dan mahasiswa selalu salah, sehingga pengembangan profesional dosen menjadi hal concern yang dilakukan FK UNIZAR termasuk telah dilakukannya kegiatan seminar profesionalitas dosen saat Rapat Kerja Tahunan FK UNIZAR pada Tahun 2020 yang lalu. Konsep ini bisa berjalan dengan baik jika kita semua sepakat untuk menjalankannya. Terakhir, kita harus membuka pikiran dan membuka diri untuk belajar bagaimana menjadi DPA yang baik, harus paham mengenai kurikulum yang diterapkan di FK UNIZAR, kedua paham terhadap tugas dan fungsi pokok DPA, ketiga paham terkait aspek-aspek non teknis non akademik” ucap dr. Artha.

workshop ini dibagi dalam 2 sesi dengan menghadirkan para narasumber dari pengelola fakultas dan tim ahli bioetik FK UNIZAR. Sesi I dilaksanakan pada pukul 09.00-10.05 Wita, yang dimoderatori oleh dr. Sulatun Hidayati, S.Ked. Materi pertama membahas Penguatan Peran dan Fungsi DPA disampaikan oleh dr. Deny Sutrisna Wiatma, S.Ked, Koordinator Pembimbingan Akademik FK UNIZAR. Dilanjutkan oleh materi kedua yang disampaikan oleh Manajer Bioetik FK UNIZAR, Irwan Syuhada, S.Psi, M.Si mengenai Implementasi Bioetik dan ditutup dengan materi ketiga mengenai Overview Peta Kurikulum FK UNIZAR oleh dr. Dina Qurratu Ainin, MHPE selaku Manajer Pusat Pendidikan Kedokteran (P2K).

Pada Sesi kedua membahas aspek non akademik yang meningkatkan interaksi DPA dengan mahasiswa. Sesi ini dimoderatori oleh dr. Velia Maya Samodra, S.Ked. Materi pertama pada sesi ini disampaikan oleh dr. H. I Putu Diatmika, M.Biomed, Sp.KJ selaku Konselor Ahli Bioetik FK UNIZAR yang saat ini merupakan psikiater di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mutiara Sukma, Mataram. Pada materi ini dipaparkan mengenai komunikasi dua arah yang efektif antar DPA dan mahasiswa. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi mengenai Aspek yang perlu ditegakkan sebagai DPA oleh dr. Putu Asih Primatanti, Sp.KJ, Ahli Kesehatan Jiwa dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Warmadewa-Bali juga menjadi Praktisi Bimbingan Konseling Mahasiswa Kedokteran dan Konselor Ahli Bioetik FK UNIZAR.

Sesi diskusi berlangsung selama 60 menit dengan berbagai hal menarik yang ditanyakan oleh para peserta dan interaksi dengan narasumber yang cukup baik. Harapannya, melalui kegiatan ini, para Dosen Pembimbingan Akademik memiliki pemahaman yang komprehensif sebagai pembimbing akademik yang mampu mengarahkan dan membimbing dengan humanity level yang sangat baik sehingga dapat menciptakan komunikasi dua arah yang efektif dan efisien, dimana mahasiswa dapat mengemukakan pendapatnya, ide atau bahkan bertukar pikiran dengan konselor, sehingga didapatkan suatu “problem solving” bagi mahasiswa.

 

 

MATARAM, Radar Bali – Saat ini, telah terjadi transformasi dalam pola pendidikan kedokteran di Era Teknologi 4.0, mahasiswa yang sangat dikenal dengan Generasi Z identik dengan penggunaan teknologi yang sangat masif. Sebagai satu-satunya institusi pendidikan kedokteran swasta di Nusa Tenggara Barat (NTB), Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar (FK UNIZAR) memiliki beberapa program unggulan. Salah satunya adalah peningkatan kualitas pelayanan pendidikan kepada mahasiswa kedokteran termasuk bimbingan akademik maupun non-akademik selama menempuh pendidikan kedokteran.

Kali ini, kegiatan pengembangan atau faculty development bagi para dosen kembali digelar untuk meningkatkan profesionalitas Dosen Pembimbing Akademik (DPA) melalui Kegiatan Workshop Bioetik dengan tema “Penguatan Peran Dosen Pembimbing Akademik”. Acara yang berlangsung satu hari ini bertempat di Ruang Teater UNIZAR yang dihadiri oleh 43 orang DPA. Ketua Panitia, Irwan Syuhada, S.Psi, M.Si menyampaikan bahwa kegiatan ini dilakukan agar para DPA dapat memberikan bimbingan dan layanan kepada mahasiswa yang lebih optimal sehingga dapat membantu mahasiswa dalam menentukan proses dan menyelesaikan pendidikan di FK UNIZAR.

Dekan FK UNIZAR, Dr. dr. H. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes memberikan sambutan sekaligus membuka acara secara resmi pelatihan ini. “Kegiatan ini sangat penting karena menyangkut masa depan anak-anak kita yang kelak akan menjadi dokter dengan nilai- nilai rahmatan lil alamiin. Dengan berdirinya Bioetik sebagai bagian Bidang I yaitu Bidang Pendidikan, Bioetik dan Kemahasiswaan, secara sadar kita telah menempatkan aspek non- akademik memiliki peran yang berpengaruh pada proses pendidikan mahasiswa kedokteran” Ungkap dr. Artha.

Lebih lanjut, dr. Artha memaparkan Bioetik FK Unizar terdiri dari 2 elemen utama yaitu bioetik akademik dan bioetik dosen, mahasiswa, dan karyawan (DMK). Bioetik akademik akan menjadi bagian antisipatif atau sifatnya preventif untuk menghasilkan profile bioetik mahasiswa dan klasifikasi identifikasi potensi masalah. Selanjutnya, Bioetik DMK berkaitan dengan penanganan masalah etik atau pelanggaran yang dilakukan oleh Dosen, Mahasiswa dan Karyawan. Bagian ini bersifat kuratif.

“Selain itu, sebagai langkah pertama implementasi bioetik adalah terintegrasinya bioetik ke dalam kurikulum, yang tertuang dalam Professional Personal Development. Saat ini telah bergeser trend bahwa dosen pasti benar dan mahasiswa selalu salah, sehingga pengembangan profesional dosen menjadi hal concern yang dilakukan FK UNIZAR termasuk telah dilakukannya kegiatan seminar profesionalitas dosen saat Rapat Kerja Tahunan FK UNIZAR pada Tahun 2020 yang lalu. Konsep ini bisa berjalan dengan baik jika kita semua sepakat untuk menjalankannya. Terakhir, kita harus membuka pikiran dan membuka diri untuk belajar bagaimana menjadi DPA yang baik, harus paham mengenai kurikulum yang diterapkan di FK UNIZAR, kedua paham terhadap tugas dan fungsi pokok DPA, ketiga paham terkait aspek-aspek non teknis non akademik” ucap dr. Artha.

workshop ini dibagi dalam 2 sesi dengan menghadirkan para narasumber dari pengelola fakultas dan tim ahli bioetik FK UNIZAR. Sesi I dilaksanakan pada pukul 09.00-10.05 Wita, yang dimoderatori oleh dr. Sulatun Hidayati, S.Ked. Materi pertama membahas Penguatan Peran dan Fungsi DPA disampaikan oleh dr. Deny Sutrisna Wiatma, S.Ked, Koordinator Pembimbingan Akademik FK UNIZAR. Dilanjutkan oleh materi kedua yang disampaikan oleh Manajer Bioetik FK UNIZAR, Irwan Syuhada, S.Psi, M.Si mengenai Implementasi Bioetik dan ditutup dengan materi ketiga mengenai Overview Peta Kurikulum FK UNIZAR oleh dr. Dina Qurratu Ainin, MHPE selaku Manajer Pusat Pendidikan Kedokteran (P2K).

Pada Sesi kedua membahas aspek non akademik yang meningkatkan interaksi DPA dengan mahasiswa. Sesi ini dimoderatori oleh dr. Velia Maya Samodra, S.Ked. Materi pertama pada sesi ini disampaikan oleh dr. H. I Putu Diatmika, M.Biomed, Sp.KJ selaku Konselor Ahli Bioetik FK UNIZAR yang saat ini merupakan psikiater di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mutiara Sukma, Mataram. Pada materi ini dipaparkan mengenai komunikasi dua arah yang efektif antar DPA dan mahasiswa. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi mengenai Aspek yang perlu ditegakkan sebagai DPA oleh dr. Putu Asih Primatanti, Sp.KJ, Ahli Kesehatan Jiwa dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Warmadewa-Bali juga menjadi Praktisi Bimbingan Konseling Mahasiswa Kedokteran dan Konselor Ahli Bioetik FK UNIZAR.

Sesi diskusi berlangsung selama 60 menit dengan berbagai hal menarik yang ditanyakan oleh para peserta dan interaksi dengan narasumber yang cukup baik. Harapannya, melalui kegiatan ini, para Dosen Pembimbingan Akademik memiliki pemahaman yang komprehensif sebagai pembimbing akademik yang mampu mengarahkan dan membimbing dengan humanity level yang sangat baik sehingga dapat menciptakan komunikasi dua arah yang efektif dan efisien, dimana mahasiswa dapat mengemukakan pendapatnya, ide atau bahkan bertukar pikiran dengan konselor, sehingga didapatkan suatu “problem solving” bagi mahasiswa.

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/