RadarBali.com – Target pertumbuhan ekonomi Kabupaten Buleleng yang tercantum dalam Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) dinilai sangat prestisius.
Tim Ahli DPRD Buleleng pun sangsi pemerintah bisa mencapai target yang telah ditetapkan itu. Dalam KUA-PPAS, Pemkab Buleleng menargetkan tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2018 mendatang mencapai 6,5 persen.
Angka sebesar itu pun diragukan tim ahli. Tim ahli menilai dengan kondisi yang ada sekarang, mereka pesimistis target akan tercapai.
Koordinator Tim Ahli DPRD Buleleng, Nyoman Sukarma mengatakan, dari proyeksi data kabupaten yang terdiri dan jumlah investasi dan masyarakat, angka pertumbuhan ekonomi mustahil bisa mencapai 6,5 persen.
“Menurut hitungan kami, paling banyak 5 persen,” tegas Sukarma, usai rapat bersama Badan Anggaran DPRD Buleleng di Gedung DPRD Buleleng, siang kemarin.
Hanya saja, hitung-hitungan tim ahli bisa saja berubah lagi. mengingat data investasi dari Pemprov Bali dan rancangan APBN belum diketahui.
Apabila data APBD Provinsi dan APBN sudah diketahui, Sukarma akan kembali melakukan perhitungan terhadap pendekatan pertumbuhan ekonomi yang dipasang pemerintah.
Hingga kini tim ahli mengklaim belum mengetahui metode apa yang digunakan pemerintah dalam menyusun pertumbuhan ekonomi.
Apakah itu bersifat prediksi, proyeksi, atau perhitungan. Kalau toh menggunakan metode perhitungan, ia pesimistis target tersebut bisa tercapai.
“Kalau hanya mengandalkan investasi di Kabupaten Buleleng, sulit mencapai angka itu. Kecil kemungkinannya,” ujar pria yang juga mantan Sekkab Buleleng itu.
Sementara itu Kepala Bappeda Litbang Buleleng, Gde Darmaja mengatakan, angka pertumbuhan ekonomi itu dipasang berdassarkan asumsi.
Perhitungannya dilakukan berdasarkan capaian tahun sebelumnya dan trend ekonomi. Baik itu di tingkat lokal, regional, nasional, dan internasional.
“Semua yang kami pasang adalah asumsi. Perencanaan kami tidak terlepas dari tahun-tahun sebelumnya,” kata Darmaja.
Ia pun optimistis target itu bisa tercapai. Apalagi capaian pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016 lalu, ada pada angka 6,1 persen.
“Kami tetap yakin. Itu akan jadi pemicu untuk meningkatkan kegiatan investasi, terutama dari investasi swasta,” imbuhnya.
Bagaimana jika tak mencapai target? Darmaja menyatakan hal itu bukan hal yang haram dalam proses perencanaan.
“Semuanya kan tergantung perkembangan ekonomi. Itu sangat berpengaruh. Semua yang kami pasang kan sifatnya target. Namanya hitung-hitungan ekonomi semua kan sifatnyaforecast (proyeksi, Red),” tandasnya